Cari Blog Ini

Sabtu, 23 April 2011



Evaluasi dan inovasi pajak daerah pada kanwil pajak kota Pamekasan-Madura

Disusun Oleh :
Mohamad Anis /109200030/ Akun C

INSTITUT MANAJEMENT TELKOM
Jalan Telekomunikasi No. 1
Bandung – Jawa Barat 

Pendahuluan

Pajak daerah sangat erat kaitannya dengan pembangunan daerah, Pendapatan daerah merupakan elemen yang cukup penting peranannya baik untuk mendukung pembiayaan terhadap pemerintahan daerah maupun pemberian pelayanan kepada publik. pendapatan daerah merupakan alternatif pilihan utama dalam mendukung program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan.
pemerintah membuat kebijakan yaitu pemerintah daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara lain adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), selain untuk menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Sejalan dengan kewenangan tersebut, Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan dari sector pajak daerah.

wewenang yang diberikan pemerintah pusat untuk memungut pajak yang diberikan kepada Pemerintah Daerah kota Pamekasan-Madura berdasarkan UU No.34 Tahun 2000 telah memperoleh hasil yang patut kita banggakan yaitu sejumlah daerah berhasil mencapai peningkatan pendapatanya secara signifikan. Namun, kreativitas Pemerintah Daerah kota pamekasan yang berlebihan dan tak terkontrol dalam memungut pajak daerah dan retribusi daerah, akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat dan dunia usaha, yang pada gilirannya menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan terjadi kelesuan pada sector ekonomi didaerah kota pamekasan.

Dikarenakan kelesuan terhadap perekonomian pada daerah pamekasan-madura, sehingga banyak wajib pajak (WP) yang enggan untuk membayar pajak daerah, menyikapi kasus ini tentunya fiskus (direktorat jenderal pepajakan) dapat memberikan penyelesaian yang tidak hanya beriorentasi pada besarnya pendapatan dari sector pajak tetapi juga memikirkan nasib terhadap wajib pajak itu sendiri.
Rumusan masalah :
Masalah yang sedang dihadapi oleh kantor wilayah pajak kota Pamekasan-Madura pada saat ini khususnya pajak daerah sangat beranekaragam, hal ini disebabkan oleh peraturan pemerintah yang tidak memihak pada rakyat dan hanya beorientasi pada pendapatan yang akan dihasilkan saja, dalam hal ini pemerintah kota pamekasan tidak taat pada asas ekonomi yang berdampak pada kelesuan ekonomi bagi wajib pajak. Adapun yang menyebabkan dampak hal tersebut antara lain

1) Tarif pajak daerah yang ditetapkan tinggi.
2) Sistem pembayaran pajak yang kurang simple untuk di aplikasikan.
3) Kurang jelas antara yang menjadi objek pajak dan subjek pajak


Pembahasan :
Evaluasi dan inovasi terhadap sistematika dan pemungutan terhadap pajak daerah di kota pamekasan-madura :

Pada dasarnya sistematika dan pemungutan pajak di kota pamekasan Madura tidak jauh beda dengan pemungutan pajak didaerah lainnya dan tidak jauh berbeda pula dengan pemungutan pajak pusat. Hanya saja yang menjadi perbedaan adalah alokasi pendapatan yang mana pajak daerah yang telah ditetapkan jenisnya oleh undang-undang perpajakan, pendapatan tersebut hanya untuk sebagai pembiayaan daerah dan pembangunan daerah (Pembiayaan dalam lingkup rumah tangga daerah).
Pajak daerah dikota pamekasan Madura meliputi :
a) Pajak Hotel
b) Pajak restoran
c) Pajak hiburan
d) Pajak reklame
e) Pajak penerangan jalan
f) Pajak parker
g) Dan pajak daerah lainnya.
Dari pajak-pajak di ataslah pemerintah kota pamekasan dapat membiayai kebutuhan rumah tanga daerahnya.
pajak yang dikenakan pada masyarakat kota pamekasan Madura tersebut oleh sebagian orang dibilang tinggi, tapi pada kenyataanya tidak begitu, karena pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah proporsional atau sebanding dengan pembangunan daerah yang sedang dijalankan pada saat ini. Namun ada sebagian wajib pajak yang yang tidak membayar pajak dengan sengaja hal ini terjadi dikarenakan wajib pajak tidak mengetahui manfaat sendiri dari pembayaran pajak tersebut. Oleh karena itu disebabkan adanya masalah yang terjadi mengenai mekanisme system perpajakan di kota pamekasan Madura, khususnya pajak daerah, alangkah baiknya fiscus kota pamekasan tersebut membuat suatu aturan main mengenai hal tersebut, adapun aturan/kebijakan yang mungkin bisa diterapkan antara lain :

 Pajak daerah seharusnya visible, dalam arti bahwa pajak seharusnya jelas bagi pembayar pajak daerah, objek dan subjek pajak dan besarnya pajak terutang dapat dengan mudah dihitung sehingga dapat mendorong akuntabilitas daerah.
 Pajak daerah seharusnya dapat menjadi sumber penerimaan yang memadai untuk menghindari ketimpangan dalam hal pembiayaan daerah. Hasil penerimaan, idealnya, harus elastis sepanjang waktu dan seharusnya tidak terlalu berfluktuasi.
 Pajak yang diserahkan kepada daerah seharusnya relatif mudah diadministrasikan atau dengan kata lain perlu pertimbangan efisiensi secara ekonomi berkaitan dengan kebutuhan data, seperti identifikasi jumlah pembayar pajak, penegakkan hukum (law-enforcement) dan komputerisasi.
 Tarif pajak yang ditetapkan jangan terlalu tinggi agar tidak menimbulkan kelesuan ekonomi pada masyarakat sekitar.
 System pemungutan pajak dan pembayaran pajak tidak melewati sebuah system birokrasi yang sangat panjang dan berbelit-belit, ciptakan suatu system yang dapat membuat wajib pajak nyaman terhadap pelayanan pajak daerah itu sendiri.
 Memberikan penyuluhan secara barkala kepada wajib pajak, jika perlu beritahu mengenai program pemerintah daerah pada priode berjalan maupun dalam priode yang akan datang.

Dengan adaya sebuah inovasi mengenai kebijakan atau peraturan baru dikota pamekasan-madura dapat memberikan sebuah kontribusi nyata bagi pemerintah daerah yaitu sebuah peningkatan yang sangat signifikan terhadap pendapatan daerah yang dihasilkan dari sector perpajakan.

Kesimpulan :
Pada intinya pajak daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah, pendapatan itu akhirnya akan digunakan untuk pembangunan daerah dan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga daerah (klo tidak ada realisasi yang nyata/kontribusi nyata, mungkin ada indikasi penyimpangan pajak alias KORUPSI).
Pada pembahasan di atas, Dalam pemungutannya harus sesuai dengan asas-asas yang berlaku baik dari asas yuridis yang berdasarkan pemungutanya harus berdasar pada perundang-undangan, maupun asas ekonomi yang tidak membuat wajib pajak mengalami kelesuan dalam ekonomi yang telah dijakankan.

Saran :
Agar pajak di kota pamekasan madura dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah diharapkan oleh pemeritah kota yang bersangkutan, alangkah baiknya dapat mempertimbangkan peraturan / kebijakan mengenai evaluasi dan inovasi yang telah di jabarkan diatas. Untuk diterapkan di kota pamekasan Madura tercinta.

Jumat, 22 April 2011

Universitas Terbaik di Indonesia 50 Urutan Dunia Tahun 2010–2011 Versi Webometrics


1* 562** Universitas Gadjah Mada (UGM)

2* 661** Institut Teknologi Bandung (ITB)

3* 815** Universitas Indonesia (UI)

4* 854** Universitas Kristen Petra (PETRA)

5* 1025** Universitas Gunadarma (UG)

6* 1256** Universitas Negeri Malang (UM)

7* 1315** Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

8* 1585** Universitas Sebelas Maret (UNS)

9* 1628** Universitas Airlangga (UNAIR)

10* 2026** Universitas Brawijaya (UNBRA)

11* 2059** Universitas Diponegoro (UNDIP)

12* 2162** Universitas Pertanian Bogor (IPB)

13* 2236** Universitas Padjadjaran (UNPAD)

14* 2298** Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

15* 2337** Universitas Sriwijaya (UNSRI)

16* 2422** Universitas Islam Indonesia (UII)

17* 2471** Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

18* 2616** Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK AMIKOM)

19* 2692** Universitas Lampung (UNILA)

20* 2704** Institut Teknologi Telkom (IT TELKOM)

21* 3135** Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

22* 3157** Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)

23* 3223** Universitas Hasanuddin (UNHAS)

24* 3302** Universitas Mercu Buana (UMB)

25* 3307** Universitas Sumatera Utara (USU)

26* 3473** Universitas Jember (UNEJ)

27* 3481** Universitas Udayana (UNUD)

28* 3620** Universitas Bina Nusantara (BINUS)

29* 3724** Universitas Negeri Semarang (UNNES)

30* 3926** Universitas Surabaya (UBAYA)

31* 4163** Universitas Budi Luhur (BL)

32* 4613** Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UNIKA ATMA JAYA)

33* 4660** Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR)

34* 4667** Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

35* 4729** Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

36* 4803** Universitas Sanata Dharma (USD)

37* 4816** Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW)

38* 4878** Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)

39* 5275** Universitas Kristen Maranatha (MARANATHA)

40* 5496** Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)

41* 5768** Universitas Trisakti (TRISAKTI)

42* 5955** Universitas Riau Beranda (UNRI)

43* 6076** Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

44* 6193** Universitas Tarumanagara (UNTAR)

45* 6385** Universitas Dian Nuswantoro (DINUS)

46* 6405** Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

47* 6412** Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)

48* 6486** Institut Sains dan Teknologi Akprind (AKPRIND)

49* 6696** Universitas Terbuka (UT)

50* 6697** Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

Kamis, 21 April 2011

.PASAR UANG, BANK SENTRAL DAN KEBIJAKAN MONETER

IV.PASAR UANG, BANK SENTRAL DAN KEBIJAKAN MONETER
A. PASAR UANG

EVOLUSI UANG
Uangsgl sesuatu yg berfungsi sbg alat tukar yg diterima umum.

a. Sejarah Uang
Barter  uang Komoditas  uang modern

b. Komponen2 Suplai Uang
- Uang Transaksi (M1) : jumlah Koin dan uang kertas dalam peredaran luar bank ditambah dg deposito uang yg dpt dicekkan.
- Uang Luas (M2) : terdiri dr asset spt rekening tabungan sbg tambahan koin, uang kertas, dan deposito yg dapat dicekkan.

SUKU BUNGA :HARGA UANG
jml bunga yg dibayarkan per unit waktu yg disebut sbg prosentase dr jml uang yg dipunjamkan.

Bunga adalah pembayaran yg dilakukan u penggunaan uang.

Pinjaman dibedakan berdasar:
• Jk waktu 
• Resiko
• Likuiditas

Sk bunga Riil vs Nominal
Sk bunga riil : sk bunga nominal – inflasi
Sk bunga nominal : sk bunga uang dalam penukaran uang

Pd saat inflasi kt hrs menggunakan sk bunga riil.

PERMINTAAN UANG
a. Fungsi Uang : sbg alat tukar, satuan hitung, alat penyimpanan nilai
b. Biaya Menyimpan Uang
Biaya peluang dr menyimpan uang pengorbanan dlm bunga yg harus ditanggung dg menyimpan uang drpd asset atau investasi yg kurang likuid dan lebih beresiko.
c. Dua sumber permintaan uang
- Permintaan transaksi akan uang  keb uang u/ membayar pembelian, transaksi dr barang dan jasa
- Permintaan Aset  peran uang sbg penyimpan nilai

JENIS UANG SEPANJANG SEJARAH
- Barng kebutuhan sehari2
- Barang2 untuk membantu bekerja, spt alat pancing, jala, bajak, dll
- Penggunaan Emas dan Perak
Ciri : disukai, mutu sma, tdk mudah rsk, jml sgt terbats & u memperolehx perlu biaya & ush, nilai sgt stabil
Kelemahan: memerlukan tempat yg agak besar u menyimpan, berat, sukar ditambah jumlahx


PERKEMBANGAN PENGGUNAAN UANG KERTAS
Pd awalx, uang kertas yg dikeluarkan digunakan u mengantikan sejml uang emas, dan uang emas tsb disimpan ked lm bank . lama2 uang kertas tsb dikeluarkan tdk lg berdsr jml uang emas yg disimpan dlm bank.

PERKEMBANGAN UANG GIRAL (UANG BANK)
Uang yg diciptkn bank2 umum dinamakn uang iral. Disbt jg uang bank atau rekening Koran.


PERANAN DAN KEGIATAN BANK UMUM

JENIS2 LEMBAGA KEUANGAN
semua perush yg kegiatan utamax adl meminjamkan uang yg disimpankan kpd mereka.
Sb balas jasanya para penabung akan diberi pendapatan berupa “bunga”
1. Bank Umum atau bank perdagangan
2. Bank Tabungan
3. Perusahaan peminjaman
4. Pasar Saham
5. Perusahaan suransi

KEISTIMEWAAN BANK UMUM
1. Tabungan dpt diambil dg cek
2. Dapat mencipta daya beli
3. Member pinjaman jk pendek

NERACA SUATU BANK UMUM

Aktiva Pasiva
Cadangan Rp 63 Tab.giral Rp 300
Peminjaman 180 Tab 20
Investasi 123 Tab Berjangka 40
Bangunan & peralatan 4 Modal 10
Jumlah Rp 370 Jumlah 370


PROSES PENCIPTAAN UANG GIRAL
Tab giral atau rekening Koran:
1. Tabungan giral utama : tjd apabila bank mendpt uang tunai atau cek dr langanannya
2. Tabungan giral derivative : tjd apabila bank tsb memberikan pinjaman kpd nasabahnya.

Mata uang dalam peredaran,
seluruh jml mata uang yg telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral, yi: uang kertas dan uang logam (=uang kartal)

uang beredar
semua jenis uang yg berada dlm perek., yi: uang kartal + uang giral dlm bank2 umum

Uang dalam pengertian sempit (M1)
uang dlm peredaran + uang giral yg dimiliki perorangan, perusahaan, dan badan2 pem

Uang dalam pengerrtian luas (likuiditas perekonomian, M2)
 uang dalam peredaran, uang giral dan uang kuasi
Uang kuasi deposito berjangka, tabungan dan rekening (tab valuta sing)

uang berlikuiditas tinggiharta2 yg bersifat uang
yi: berbagai jenis kekayaan yg dpt ditukarkan dg barng atau uang dlm waktu yg tepat dan tanpa kerugian nilai
disebut jg uang kuasi atau near money


B. BANK SENTRAL DAN KEBIJAKAN MONETER

BANK SENTRAL
Yi: suatu bank yg dioberi tugas o/ pem u mengatur dan mengawasi kegiatan lembaga2 keuangan yg terdapt dlm perekonomian.
Swedia, bank yg skrg mjd sentral didirikn th 1660 namun br th 1897 mjd bank sentral
Inggris, Bank of England, berdiri th 1694, mjd bank sentral th 1884
US, Federal Reserve Systems. Didirikan th 1913
Di negra berkembang, bank sentral didirikan semenjak kemerdekaannya, spt di Idonesia, yi: Bank Indonesia

PERBEDAAN KEGIATAN BANK SENTRAL DAN BANK UMUM
1. Dlm erekonomian hanya ada satu bank sentral
2. Bank umum kebanyakan dimiliki o/ swasta
3. Tujuan keg bank sentral berbeda dg bank umum
4. Bank senral diberi kekuasaan u mencetak uang kertas dan logam

FUNGSI UTAMA BANK SENTRAL
1. Bertindak sbg bank kepada pemerintah
2. Bertindak sbg bank kepada bank2 umum
3. Mengawsi kegiatan bank umum dan lembaga keuangan lainnya
4. Mengawasi keseimbangan kegiatan perdgangan LN
5. Mencetak uang logam dan uang kertas yg diperlukan u menlancarkan keg produksi adn perdagangan

PERANAN UANG DALAM PEREKONOMIAN
1. PAndangan gol Klasik (Kuantitas)
a. Teori Kuantitas
pertambahan penawaran uang akan menimbulkan kenaikan harga yg sama prosentasenya dg pertambahan penawaran uang

MV = PT V dan T adl tetap

M adl penawarang uang V adl laju peredaran uang
P adl tk harga T adl jml barang dlm ekonomi


b. Cash balance theory
 = teori kuantitas
M = kPT
k = jk waktu pemegangan uang o/ masyarakt sblm dibelanjakan kembali.
Kritik thd teori keuangan klasik:
- Asumsi T konstan kurang pas krn jk tjd pengangguran mk T dpt bertambah
- V dpt mengalami perubahan dlm jk pendek & jk panjang
- Kaitan atr harga dan penawaran uang lbh rumit drpd yg dijelaskan o/ Teori ini
- Teori klasik berpenfpt bhw tuj uang u/ transaksi,pdhl tujuan uang bs jg u/spekulasi dan u/ berjaga-jaga
- Teori ini mengabaikan efek perubahan penawran uang thd sk bunga

2. Pandangan gol Keynesian (Mekanisme Transmisi)
Menerangkan 3 persoalan berikut:
a. Tujuan masy u/ meminta uang : trnsaksi perdagangan, berjaga2, & spekulasi
b. Faktor2 yg menentkn sk bunga
Sk bunga dittk o/ D & S uang.
D uang tdk berubah penambahn S uang akan sk bunga  investasi  pengeluaran agregat keg ekonomi, kesempatan kerja dan PN
c. Efek perubahan penawaran uang atas keg ekonomi Negara
Berdasar keyakinan tsb, Keb moneter dijalankan u mencapai tujuan:
a. Sk bunga mll kebjk menambah S uang ktk ekonomi menghadapi resesi dan penganguran yg meningkat
b. Sk bunga ktk inflasi tinggi

3. Gol Monetaris by Milton Friedman
Pertambahan uang dpt menimbulkan kenaikan harga maupun kenaikan PN riil.
Analisis AD-AS dpt membantu memahami pandangan Friedman. Apabila kurva AS landai, yg berlaku apabila dlm ekonomi terdpt byk pengangguran, PN riil cenderung akan mengalami tk pertambahan yg tinggi. Sebalinya apabila pengangguran rendah dan kesempatan kerja penuh tercapai, pertambahan penawaran uang akan menimbulkan inflasi yg lbh cepat dan kenaikan yg relative kecil ke atas PN Riil.
Mll analisis AD-AS dpt dibuktikn bhw pandangan Klasik & Keynes tdk sepenuhx benar.
Pandangan klasik kurang tept krn:
- Kesempatan kerja penuh tdk sll tercapai oleh sebab itu T dpt berubah
- Kenaikan harga yg mgkn berlaku tidaklah sebesar spt diramalkan teori kuantitas. Kenaikan harga = tk kelajuannya dg prtambahan penwr uang
Teori Keynes:
analisisnya tdk memperhatkan efek perubahan penawaran uang atas tk harga

KEBIJAKAN MONETER
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif
langkah2 bank sentral yg tujuan utamanya adl u/ mempengaruhi jml penawaran uang dan sk bunga dlm perekonomian
Masa Deflasi :

Masa Inflasi :

Jenisnya:
a. Operasi Pasar Terbuka
b. Kebijakan Tingkat Diskonto
c. Membuat tk cadangan minimum

2. KEbijakan Moneter Kualitatif
 langkah2 bank sentral yg tujuan utamanya mengawasi bentuk2 pinjaman dan investasi yg dilakukan o/ bank2 perdagangan

a. Pengawasan Pinjaman scr Terpilih
- Mengarahkan spy bank2 memberi pinjamn kpd pembeli2 rumah bi murah dg tk bg yg rendah
- Menggalakkan pemberian pinjamn kpd pedagang2 kecil
- Memberikan syarat yg lbh ringan u pinjaman ke pedagang kecil & industry RT
Kebjkn pinjamn scr terpilih jg dpt dilakkn atas:
- Pinjaman kpd konsumen
- Pinjaman u/ membeli saham

b. Pembujukan Moral
-meminta bank2 perdagangan u/ mengurani /menambah keseluruhan jml pinjaman

Perangkat Kebijakan Moneter:
1. Kebijakan Moneter dalam Ekonomi Terbuka

EFEK KEBIJAKAN MONETER ATAS KESEIMBANGAN AD – AS




Untuk Diskusi:

Pada saat inflasi tinggi, kebijakan moneter apakah yang harus diambil oleh pemerintah? Berikan argument untuk setiap jawaban yang anda pilih!

Rabu, 20 April 2011

free indonesia.,.,.--- -- - - - -



Tulisan Q ketika lg BuweTeee (ujungnya gak jelas)hohoho

Since some years, indonesia its not comfortable, secure, and than dependent, because of always dependence to another country. Indonesia a country the most richest in the world. What ever you want there was in indonesia. Animals you want as a dog, cat, puggy, coat, and others must there were here. Fruits as a banana, pir, mango, penaple, and a others must be there here.
Indonesia have socity less and more 250 million, its not few socity. Indonesian is diligent .more indonesia got mendali in another country and wining in some competision over there, that’s one of deservedly prestation appereciate. Ohhh I love indonesia – I love become Indonesian.
Indonesia looked at from social posision:
Indonesian have felt hight social,every house can be told knew with neihbour in beside them house. Indonesian thinking, social feel will be help them, when they need something. therefore one person and the others person always interdependent , that’s advantage of indonesia country .
Indoenesia for economi
Becouse I from accounting program and economic fukulity I must describe economic of indonesia withw large, from general until details.
Oke lets began, ceki dot bro,.,.,.,.,.!
Indonesia a country have much island, indonesia sometime call “thousand island” because of indonesia part of much island.
Indonesia, more of people have a job harvest and fisher. It’s a rsource revenue of indonesia

MARKETS (pimnas 2)


MARKETS
1. Pelanggan atau penjualan pada pasar tradisional kebanyakan ekonominya menegah kebawah, sejak adanya pasar modern seperti mall, super market merasakan dampak hal tersebut.
2. Di Cicadas, para pedagang ini telah terusir dari tempatnya semula berdagang selama puluhan tahun, diatas bekas lahan pasar tersebut sekarang telah berdiri sebuah mall yang megah. Para pedagang yang tersingkir ini umumnya tidak mampu membeli atau menyewa kios yang berada di basement gedung yang harganya mencapai Rp 11 juta per meter persegi ! Akhirnya mereka menyewa lahan bekas supermarket (super bazaar) yang lokasinya berdekatan dengan mall baru tesebut, dan mereka kelola sendiri pasar tradisonal mereka ! Itupun dengan perasaan was-was dan khawatir kalau nanti mereka harus tergusur lagi, lalu harus berdagang dimana ?
3. Kalaupun ada, program renovasi, revitalisasi yang ditawarkan oleh Pemerintah kota Bandung selama ini tampaknya tidak tepat sasaran. Konsep yang ditawarkan pemkot selama ini dengan revitalisasi pasar adalah dengan mengundang investor yang membangun gedung tinggi: mall dan pedagang tradisional yang telah berdagang selama puluhan tahun cuma disediakan ruangan di basement yang juga sumpek, pengap, tidak menarik, beberapa sangat dekat dengan tempat parkir mobil sehingga mudah terpolusi asap kendaraan bermotor. Yang lebih parah lagi adalah mereka kemudian diharuskan membayar sejumlah uang yang diluar kemampuan mereka.



Efek negative dari katimpangan public terhadap ekonomi, social, dan budaya masyarakat

• Pengelolaan pasar tradisonal yang lebih baik akan mempengaruhi pendistribusian pendapatan yang lebih merata
• http://www.slideshare.net/abida/pasar-tradisional-vs-modern

important Ref about tradisonal markets :
Pasar modern menjamur :
Standart kualitas tinggi, nyaman, aman, dan murah.
Pasar tradisional kalah saingan karena : kuatlitas tidak setinggi pasar moder, tempat becek, bau, (kondisinya kurang nyaman). Sehingga pedagang kecil, petani dan lain2 kehilangan mata pencahariannya
Perbandingan pasar modern dengan pasar tradisional dikota Jakarta 1:3, 1 pasar tradisional dan 3 pasar modern, hal tersbut mengakibatkan apa,.? (data ac Nielsen 2006)
Perlu dicari lagi, suatu wilayah yang pasar modernnya lebih kecil dari pada pasar tradisional, klo bisa perbandungannya 1:3 juga, 1 pasar modern dan 3 pasar tradisonal. Kondisi finance gmn, kemakmuran masyarakatnya, serta hal2 lain u/ menunjang kebutuhan hidupnya yang lebih baik.

Dampak perkembangan pasar modern :
• Merebut pelanggan pasar tradisional
• Pasar modern mningkatkan PDB tapi menyebabkan ketimpangan pada pendistribusian pendapatan
• Investasi asing dapat mengurangi devisa

Jumlah pasar tradisional dan modern dikota jakarta :


Pengaruh keberadaan pasar tradisional dan pasar modern terhadapa ekonomi,social budaya masyarakat
Konflik antara pedagang pasar tradisional dengan pengelola dan Pemerintah disebabkan : (1) Dinas Pengelola Pasar sebagai leading sector tidak memiliki konsep yang jelas mengenai model revitalisasi pasar tradisional, sehingga sangat tergantung pada desain yang ditawarkan pengembang, apalagi keterbatasan dana turut memperlemah posisi tawar Pemerintah Kota dalam bernegosiasi dengan pengembang. Akibatnya, dalam sejumlah kasus, Pemerintah Kota justru dirugikan ketika ternyata desain yang diterapkan pengembang tidak berhasil dan pengembang akhirnya mengembalikan lagi proyek revitalisasi tersebut pada Pemerintah Kota; dan (2) tidak adanya political will dari Pemerintah Kota untuk membangun kesepahaman antara pemerintah dengan para pedagang di pasar tradisional tentang model revitalisasi yang akan diterapkan.

Permasalahan terkait pengelolaan pasar tradisional antara lain : (1) permasalahan dan citra negatif pasar tradisional umumnya terjadi akibat kurang disiplinnya pedagang, pengelola pasar yang tidak profesional, dan tidak tegas dalam menerapkan kebijakan atau aturan terkait pengelolaan operasional pasar; (2) pasar tradisional umumnya memiliki desain yang kurang baik, termasuk minimnya fasilitas penunjang, banyaknya pungutan liar dan berkeliarannya "preman-preman" pasar serta sistem operasional dan prosedur pengelolaannya kurang jelas (Kompas, 16 Februari 2009); (3) masalah internal pasar seperti buruknya manajemen pasar, sarana dan prasarana pasar yang sangat minim, pasar tradisional sebagai sapi perah untuk penerimaan retribusi, menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengurangi pelanggan pedagang pasar, dan minimnya bantuan permodalan yang tersedia bagi pedagang tradisional.
Menurut Kantor Menko Perekonomian, dukungan pembiayaan untuk pasar tradisional cukup banyak. Kini, yang dibutuhkan adalah pemotongan biaya transaksi, kreativitas dan inovasi untuk mengembangkan keunikan masing-masing pasar.

Rumusan masalah ;
1. Apakah social budaya masyarakat menjadi penentu kebijakan pasar ( penentuan jumlah pasar modern dan psar tradisional).
2. Apakah system pasar yang akan memperngaruhi kondisi social budaya masyarakat.
3. Bagaiman kondisi suatu wilayah jika pasar tradisional lebih besar jumlahnya dari pasar modern? Dan bagaimnan sebaliknya?
4. Pasar modern rata2 berdampak bruk trhadapan ekonomi hal tersebut akan berdapk dari segi social budaya krena walaupun super market dapat dijangkau oleh kalangan menengah kebawah tapi kebanyakan dr mereka tidak mempunyai pendapatan lagi ketika berjualan dipasar yang meruppakan andalan utama mereka “ mati “ diserang oleh pasar modern.
5. Apakah ada yang dapat meningkatkan laju pembangunan oleh pasar modern? Ada, yaitu social budaya itu sendiri karena apabila masarakt nya tdk hidup konsumtif maka pasar modern akan dapat terkendali dg sndirinya,
Karena pembangunan pasar modern tsb, tdk terlepas dari demand itu sendiri, klo konsumen permintaanya sedikit maka hal itu dapat dikemdaikan)
6 Bagaimana social budaya bisa menjadi tembok pertahanan terhadap gencarnya pembangunan pasar modern, kerana masyarakat yg berbudaya kental akan menganggap pasar tradisional bukan sekedar transacsi uang dan tempat pemenuhan kebutuhan sehari2 tetapi mereka menjadikannya pula sebagai tempat intraksi social yang berdasarkan cirri khas traisonal yg mempunyai nilai jual sebagai salah satu tujuan pariwisata apabila dikelola dg baik dan serius.

MEKANISME :
1. Pengertian : moder dan trasional
2. Perbandingan jumlah dibeberapa kota
3. Dampak dari maraknya pasar modern.
4. Cara penangannannya agar tidak terlalu meraja lela pasar modern dengan cara mengembangan social dan budaya masyarakat.


Sebagai bahan pertimbangan, berikut ini Media Perempuan memberikan sejumlah perbandingan untung-rugi berbelanja di pasar tradisional versus pasar modern:

Harga barang
Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern memiliki perbedaan harga yang cukup signifikan. Harga suatu barang di pasar tradisional bahkan bisa sepertiga dari harga barang yang sama yang dijual di supermarket, terutama untuk produk-produk segar seperti sayur-mayur serta bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain sebagainya.

Tawar menawar
Berbelanja di pasar tradisional memungkinkan pembeli untuk menawar harga barang-barang hingga mencapai kesepakatan dengan pedagang. Jika cukup pintar menawar, Anda bisa mendapatkan barang dengan harga yang jauh lebih murah. Sedangkan di pasar modern, pembeli tidak mungkin melakukan tawar menawar karena semua barang telah dipatok dengan harga pas.

Diskon
Untuk urusan diskon, sejumlah supermarket memang sering memberikan berbagai penawaran yang menggiurkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan apakah hal tersebut merupakan rayuan terselubung (gimmick) agar pembeli bersikap lebih konsumtif. Tak jarang, orang menjadi lapar mata ketika berbelanja di supermarket dan tergoda membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan.

Kenyamanan berbelanja
Untuk urusan kenyamanan, berbelanja di pasar modern memang jauh lebih nyaman ketimbang berbelanja di pasar tradisional. Berbagai supermarket memiliki area yang lebih luas, bersih, rapi, dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Sedangkan pasar tradisional menempati area yang lebih sempit, sumpek, sesak, dan tak jarang menguarkan bau kurang sedap.

Kesegaran produk
Untuk produk-produk segar seperti daging, ikan, sayur-mayur, telur, dan lain sebagainya, pasar tradisional biasanya menyajikan produk yang jauh lebih segar ketimbang supermarket, karena belum ditambahkan zat pengawet. Logikanya, pedagang di pasar tradisional memiliki dana yang cukup terbatas sehingga hanya mampu membeli pasokan barang dengan jumlah tidak terlalu banyak. Dengan demikian, produk-produk yang dijual pun lebih terjaga kesegarannya.

Dampak berkesinambungan dari keberadaan pasar modern terhadap pasar tradisional (pimnas 1)


Dampak berkesinambungan dari keberadaan pasar modern terhadap pasar tradisional
data gak bisa dimasukin. berupa tabel dan grafik.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjuala dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjuala dan pembeli secara langsung. Dalam pasar tradisional terjadi proses tawar – menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjualan maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian, barang lektronik, jasa, dan lain-lain.selain itu ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di indonesia, dan umumnya terlkat dekat dengan kawasan perumahan agar memudah pembeli untuk mencapai pasar.
(Wikipedia 2007)
Pasar modern berbeda dari pasar tradisional, dalam pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langusung. Pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayananya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual selain bahan makanan seperti : buah, sayuran, daging, sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.
(Wikipedia 2007)
Kehadiran peritel modern (supermarket, mini market, hypermarket) pada sekitar awal tahun 1980-anpada awalnya tidak mengacam pasar tradisional. Kehadiran para peritel modern yang menyasar konsumen dari kalangan menengah ke atas, saat itu lebih menjadi alternative dari pasar tradisional yang identik dengan kondisi pasar yang kumuh, dengan tampilan dan kualitas barang yang buruk, serta harga jual rendah, dan system tawar menawar konvensional. Namun, sekarang ini kondisinya telah banyak berubah. Supermarket dan hypermarket tumbuh bak cendawan dimusim hujan. Kondisi ini muncul sebagai konsekuensi dari berbagai perubahan di masyarakat. Sebagai konsumen, masyarakat menuntut hal yang berbeda di dalam aktifitas belanja. Kondisi ini masih ditambah semakin meningkatnya tingkat pengetahuan, pendapatan, dan jumlah keluarga berpendapat ganda (suami-istri bekerja) dengan waktu berbelanja yang terbatas. Konsumen menuntut peritel untuk memberikan nilai lebih dari setiap sen uang yang dibelanjakannya. Peritel harus mampu mengakomodasi tuntutan tersebut jika tak ingin ditinggalkan para pelangganya.
(Ekapribadi.W,2007)
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup yang modern yang berkembang di masyarakat kita. Tidak hanya dikota metropolitan tetapi sudah merambah sampai kota kecil di tanah air. Sangat mudah menjumpai mini market, super market, hypermarket di sekitar tempat tinggal kita. Tmpat-tempat menjanjikan tempat belanja yang nyaman dengan harga yang tidak kalah menariknya. Namun di balik kesenangan tersebut ternyata telah membuat para peritel kelas menengah dan teri mengeluh.
(Ester dan dikdik, 2003)
Keberadaan hypermarket semakin menonjol dan menunjukkan dominasinya dalam aktivitas perdagangan saat ini. Pada tahun 2005, menurut Bussines Intelligent Report, jenis ritel ini akan menguasai pasar sebesar 38.5% dari total pasar ritel sebesar Rp. 87,5 T. peritel terbesar dunia yang berasal dari amerika serikat, yaitu walmart, pada tahun 2002 mengalami pengeluaran sebesar USD 240 M di seluruh dunia. Selain wall mart, terdapat beberapa peritel asing yang mengembangkan usahanya di indonesia, antara lain Carrefour, Makro, Belhaize, Ahold, dan Giant. Carrefour yang berasal dari prancis mulai beroprasi ke asia pertama kali pada tahun 1989, yaitu ke Taiwan. Pada tahun 1996, ritel ini masuk ke indonesia. Dimana 10 buah di Jakarta dan 5 buah di luar Jakarta. Makro berasal dari belanda masuk ke indonesia 1991, saat ini terdapat 12 outlet makro di wilayah jobetabek dan 1 di bandung. Selain makro, dari belanda juga masuk Ahold, yang di Indonesia menggunakan nama Tops yang sudah memiliki 22 outlet (sejak ahir tahun 2005 diakuisisi hero). Belhaize adalah hypermarket dari belgia, dimana saat ini sudah memiliki 33 outlet di kota-kota besar di jawa. Belhaize ini beraliansi dengan supermarket superindo. Yang terbaru masuk ke indonesia adalah Giant dan hypermarket yang berasal dari Malaysia. Di indonesia, Giant beraliansi hero super market.
(Anonimous, 2007)
Di indonesia pangsa pasar dan kinerja usaha pasar tradisional menurun, sementara pada saat yang sama pasar modern mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kontri busi pasar tradisional sekitar 69.9% pada tahun 2004, menurun dari tahun sebelumnyadi tahun 2003 sekitar 73,7%. Kondisi sebaliknya terjadi pada supermarket dan hypermarket kontribusi mereka kian hari kian besar.
(Anonimous, 2007)
Kontribusi pasar tradisional dan pasar modern dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Tahun pasar tradisional (%) pasar modern(%) Permintaan pasar
2000 78,1 21.9 100
2001 75,2 24.8 100
2002 74,8 25.2 100
2003 73,7 26.3 100
2004 69.9 30.1 100
Sumber : Penelitian AC nilson

Kondisi usaha dan kinerja pedagang pasar tradisional menunjukkan penurunan setelah beroperasinya hypermarket. ini diantaranya menyangkut kinerja : Asset, Omset, perputaran barang dagangan dan margin harga.
Kendati persaigan antara pasar modern secara teoristis menguntungkan konsumen, dan mungkin perekonomian secara keseluruhan, relative sedikit yang diketahui mengenai dampaknya pada pasar tradisional. Mengukur dampak amat penting mengigat super market saat ini bersaing langsung dengan pasar tradisional, tidak melayani segmen pasar tertentu.
(Harmanto, 2007)
Demikian juga terjadi halnya pada kota-kota di indonesia, pasar modern berkembang pesat. Hal ini dapat terbukti dengan mudahnya kita dapat menemukan pasar modern seperti minimarket, supermarket, dan hypermarket disekitar tempat tinggal kita. Kondisi demikian terjadi karena gaya hidup modern yang sudah mulai melekat pada masyarakat perkotaan.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di Jogja, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern.
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan hypermarket, supermarket, dan minimarket.Pasar dapat dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya, jenis barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud.

Pasar tradisional mempunyai efek yang sangat dominan bagi perekonomian adapun Kelebihan Pasar Tradisional adalah :
a) Pasar Tradisional merupakan pasar yang memiliki keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern.
b) Lokasi yang strategis,
c) area penjualan yang luas,
d) keragaman barang yang lengkap,
e) harga yang rendah,
f) sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban antara penjual dan pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional.

Selain keunggulan yang tadi, pasar tradisional juga merupakan salah satu pendongkrak perekonomian kalangan menengah ke bawah, dan itu jelas memberikan efek yang baik Negara. Dimana Negara ini memang hidup dari perekonomian skala mikro disbanding skala makro.Sisi kekeluargaan antara pembeli dan penjual menjadi satu pemandangan yang indah kala berada di pasar dan bahkan ada juga yang namanya langganan dan itu bisa menjadi hubungan yang tidak bisa terpisahkan bagaikan persaudaraan yang sudah sangat dekat sekali. Dibalik kelebihan yang dimiliki pasar tradisional ternyata tidak didukung oleh pihak pemerintah, salah satunya terlihat pemerintah lebih membanggakan adanya pasar modern dari pada pasar tradisional, yang itu dilakukan dengan cara “mengusir” satu per satu pasar tradisional dengan cara dipindahkan dari tempat yang layak ke tempat yang jauh dan kurang refresentatif.
Selain itu tidak di perhatikan pemerintah, pasar tradisional juga memiliki Kelemahan. Sisi kelemahan yang paling urgen ialah pada kumuh dan kotornya lokasi pasar. Bukan hanya itu saja, banyaknya produk yang banyak didagangkan oleh oknum pasar tradisional dengan mendagangkan barang yang menggunakan bahan kimia dan itu marak di pasar tradisional.
Bukan hanya itu saja, pengemasan pasar juga membuat kurang diliriknya pasar tradisional, bahkan mungkin makin hari bukan malah makin bagus akan tetapi malah makin buruk kondisinya. Dan jelas hal itu cukup berbahaya bagi keberadaan pasar tradisional.
Hal-hal tersebutlah yang membuat konsumen menjadi malas untuk pergi ke pasar Tradisional. Padahal kalau hal itu lebih diperbaiki, bukan tidak mungkin perekonomian kerakyatan bisa hidup kembali.
file:///C:/Documents%20and%20Settings/user/My%20Documents/bahan%20isian%20pimnas/pasar-tradisional%20advantage%20n%20un.htm (Bloggers boy)

Permasalahan lainnya terkait pengelolaan pasar tradisional antara lain :
1) permasalahan dan citra negatif pasar tradisional umumnya terjadi akibat kurang , pengelola pasar yang tidak profesional, dan tidak tegas dalam menerapkan kebijakan atau aturan terkait pengelolaan operasional pasar.
2) pasar tradisional umumnya memiliki desain yang kurang baik, termasuk minimnya fasilitas penunjang, banyaknya pungutan liar dan berkeliarannya "preman-preman" pasar serta sistem operasional dan prosedur pengelolaannya kurang jelas (Kompas, 16 Februari 2009).
3) masalah internal pasar seperti buruknya manajemen pasar, sarana dan prasarana pasar yang sangat minim, pasar tradisional sebagai sapi perah untuk penerimaan retribusi, menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengurangi pelanggan pedagang pasar, dan minimnya bantuan permodalan yang tersedia bagi pedagang tradisional.

pasar modern yang terus manjamur akan memperparah kondisi ekonomi rakyat menengah kebawah, merebaknya pasar modern dilingkungan masyarakat dikarena pasar modern mempunyai mekanisme kerja yang lebih professional dari pada pasar tradisional serta memanfaatkan peluang dari pasar radisional yang kurang baik dari segala aspek.
Pasar Modern adalah tempat penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga (termasuk kebutuhan sehari-hari), dimana penjualan dilakukan secara eceran dan dengan cara swalayan (konsumen mengambil sendiri barang dari rak dagangan dan membayar ke kasir).Itulah sebabnya, pasar dengan format seperti ini disebut juga Pasar Swalayan.
Dalam 5 tahun terakhir, Pasar Modern merupakan penggerak utama perkembangan ritel moden di Indonesia. Pada 2004 – 2008, omset Pasar Modern bertumbuh 19,8%, tertinggi dibanding format ritel modern yang lain. Omset Department Store, Specialty Store dan format ritel modern lainnya masing-masing meningkat hanya 5,2%, 8,1%, dan 10,0% per tahun.

Sumber: AC Nielsen, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Media Data
Ket: - Pasar Modern (stand alone maupun yang berokasi di trade center atau di mall)
- Department Store (stand alone maupun yang berlokasi di trade center atau di mall)
- Specialty Store (stand alone maupun yang berlokasi di trade center atau di mall)
- Lainnya (factory outlet, butik, counter merk-merk tertentu seperti Guess, Esprit, dll baik yang stand alone maupun yang berlokasi di trade centre atau mall-mall – tetapi bukan yang berlokasi di Department Store)

Peningkatan omset yang cukup tinggi tersebut membuat Pasar Modern semakin menguasai pangsa omset Ritel Modern. Pada 2004, market share omset Pasar Modern adalah 70,5% dari total omset Ritel Modern di Indonesia. Pada tahun 2008 telah meningkat menjadi 78,7%. Selain itu, jika dibandingkan terhadap total omset industri ritel di Indonesia (ritel modern dan ritel tradisional), pangsa omset Pasar Modern juga mengalami peningkatan dari 18,3% pada 2004, menjadi 24,4% pada 2008

Perkembangan Market Share Ritel Modern, 2004-2008
Deskripsi 2004 2005 2006 2007 2008
Omset Pasar Modern (Rp T) 27,0 31,9 38,9 44,8 55,4
Total Omset Bisnis Ritel Modern (Rp T) 38,2 45,2 53,2 59,4 70,5
% Omset Pasar Modern terhadap Ritel Modern 70,5% 70,5% 73,1% 75,5% 78,7%
Total Omset Ritel Nasional 146,9 161,4 183,4 198,0 227,4
% Omset Pasar Modern terhadap total bisnis ritel 18,3% 19,7% 21,2% 22,6% 24,4%
Sumber: AC Nielsen, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
Pasar Modern umumnya memiliki posisi tawar yang relatif kuat terhadap pemasok-pemasoknya. Ini karena peritel modern, umumnya adalah perusahaan dengan skala yang cukup besar dan saluran distribusi yang luas, sehingga pembelian barang ke pemasok dapat dilakukan dalam jumlah yang besar. Posisi tawar yang kuat memberi banyak keuntungan bagi peritel modern. Selain bisa mendapatkan kemudahan dalam hal jangka waktu pelunasan barang, diskon harga juga akan semakin mudah diperoleh dengan posisi tawar yang kuat tersebut. Keuntungan-keuntungan dari posisi tawar inilah yang membuat pasar modern mampu menerapkan harga murah dan bersaing dengan pasar tradisional, namun tetap mampu mempertahankan kenyamanan gerai-gerainya.
Minimnya kajian tentang dampak yang dialami oleh pasar tradisional akibat semakin menjamurnya pasar modern di daerah membawakan hasil analisis kualitatif menemukan bahwa supermarket berdampak terhadap kinerja usaha pedagang di pasar tradisional. Para pedagang tradisional di dalam pasar mengeluhkan keberadaan pasar modern, khususnya hipermarket di sekitar mereka, yang memengaruhi keuntungan mereka. Hasil analisis kuantitatif memperlihatkan adanya dampak yang berbeda dari keberadaan supermarket terhadap beberapa aspek dari kinerja usaha pedagang di pasar tradisional yang diukur melalui variabel omzet, keuntungan, dan jumlah pegawai. (peneliti semeru)

Temuan dari metode kualitatif menunjukkan bahwa penyebab utama kalah bersaingnya pasar tradisional dengan supermarket adalah lemahnya manajemen dan buruknya infrastruktur pasar tradisional, bukan semata-mata karena keberadaan supermarket. Supermarket sebenarnya mengambil keuntungan dari kondisi buruk yang ada di pasar tradisional. Pedagang, kepala pasar, dan semua pemangku kepentingan di pasar tradisional mengatakan bahwa langkah utama yang harus dilakukan untuk menjaga keberlangsungan pasar tradisional adalah dengan memperbaiki sarana dan prasarana pasar tradisional, mengatasi masalah PKL di sekitar pasar, dan memperbaiki sistem manajemen, baik di dinas perpasaran maupun di pasar tradisional itu sendiri.
Meskipun dengan kondisi yang tidak menguntungkan, tetap ditemukan adanya pasar tradisional yang mampu bertahan karena dikelola dengan baik dan memperhatikan seluruh aspek seperti kebersihan, kenyamanan, dan keamanan dalam berbelanja. Kelebihan pasar tradisional adalah kekhasannya yang tidak dimiliki oleh pasar modern, seperti jual-beli dengan tawar-menawar harga dan suasana yang memungkinkan penjual dan pembeli menjalin kedekatan.

Sudah saatnya Pemerintah Pusat mempunyai peraturan atau kebijakan yang secara khusus mengatur pasar modern. Rancangan Perpres Pasar Modern yang akan disahkan dalam waktu dekat seharusnya diikuti juga dengan pemikiran untuk membuat undangundang mengenai bisnis ritel sebagaimana telah diusulkan oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha). Seiring dengan meningkatnya persaingan di bisnis ritel, ada beberapa hal yang harus menjadi landasan bagi pembuat kebijakan untuk menjaga kelangsungan hidup pasar tradisional. Pertama, memperbaiki sarana dan prasarana pasar tradisional. Masalah keterbatasan dana seyogyanya dapat diatasi dengan melakukan kerja sama dengan pihak swasta seperti pasar tradisional di Bumi Serpong Damai. Konsep bangunan pasar pun ketika renovasi harus diperhatikan sehingga permasalahan seperti konsep bangunan yang tidak sesuai dengan keinginan penjual dan pembeli dan kurangnya sirkulasi udara tidak terulang kembali. Kedua, melakukan pembenahan total pada manajemen pasar. Sepatutnya, kepala pasar yang ditunjuk memiliki kemampuan dan kepandaian manajerial. Ketiga, mencari solusi jangka panjang mengenai PKL yang salah satunya adalah menyediakan tempat bagi PKL di dalam lingkungan pasar. Pedagang tradisional selama ini selalu dihadapkan pada masalah permodalan dan jaminan/asuransi atas barang dagangannya. Oleh sebab itu, sudah saatnya pemda dan lembaga keuangan setempat memerhatikan hal ini. Strategi pengadaan barang yang kerap menjadi strategi utama pedagang tradisional adalah membeli barang dagangan dalam bentuk tunai dengan menggunakan dana pribadinya. Kondisi ini berdampak negatif terhadap usaha. Mereka menjadi sangat rentan terhadap kerugian yang disebabkan oleh rusaknya barang dagangan dan fluktuasi harga.
Untuk menghindari tenggelamnya pasar tradisional akibat kehadiran pasar modern, diperlukan pendekatan yang terpadu bagi ketiga permasalahan di atas, yakni adanya regulasi untuk melindungi pasar tradisional, dukungan perbaikan infrastruktur, penguatan manajemen dan modal pedagang di pasar tradisional.
(dilampiri table kebijakan pemerintah mengenai pasar moder dan pasar trdisional)

Masalah infrastruktur yang hingga kini masih menjadi masalah serius di pasar tradisional adalah bangunan dua lantai yang kurang populer di kalangan pembeli, kebersihan dan tempat pembuangan sampah yang kurang terpelihara, kurangnya lahan parkir, dan buruknya sirkulasi udara. Belum lagi ditambah semakin menjamurnya PKL yang otomatis merugikan pedagang yang berjualan di dalam lingkungan pasar yang harus membayar penuh sewa dan retribusi.1PKL menjual barang dagangan yang hampir sama dengan seluruh produk yang dijual di dalam pasar. Hanya daging segar saja yang tidak dijual oleh PKL. Dengan demikian, kebanyakan pembeli
tidak perlu masuk ke dalam pasar untuk berbelanja karena mereka bisa membeli dari PKL di luar pasar.Kondisi pasar tradisional pada umumnya memprihatinkan. Banyak pasar tradisional di Jabodetabek yang tidak terawat sehingga dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh pasar modern Selama ini kondisi pasar tradisional yang tidak didukung oleh pemerintah telah membuat banyak pihak kehilangan mata pencaharian pedagan pada pasar tradisional.






Persentase Minimarket, Supermarket, dan Pasar Tradisional terhadap
Total Keseluruhan Pasar

kini pasar tradisional terancam oleh keberadaan pasar modern. Di Jakarta saja berdasarkan catatan PD Pasar Jaya, dari total 151 pasar, hanya 27 pasar yang aspek fisik bangunannya masih baik. Sisanya, 111 pasar dalam kondisi fisik bangunan rusak sedang atau berat dan hanya 13 pasar mengalami rusak ringan. Kepala APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) cabang Jakarta, Hasan Basri, mengatakan bahwa 151 pasar tradisional di Jakarta terancam oleh
keberadaan supermarket, sembilan di antaranya sudah tutup. Faktor lain yang juga menjadi penyebab kurang berkembangnya pasar tradisional adalah minimnya daya dukung karakteristik pedagang tradisional, yakni strategi perencanaan yang kurang baik, terbatasnya akses permodalan yang disebabkan jaminan (collateral) yang tidak mencukupi, tidak adanya skala ekonomi (economies of scale), tidak ada jalinan kerja sama dengan pemasok besar, buruknya manajemen pengadaan, dan ketidakmampuan untuk menyesuaikan dengan keinginan konsumen (Wiboonpongse dan Sriboonchitta 2006).

Pemerintah seharusnya serius dalam menata dan menjaga eksistensi pasar modern, pemerintah menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sebagai pusat kegiatan perekonomian masih dibutuhkan oleh masyarakat luas. Perhatian pemerintah tersebut dibuktikan dengan melakukan revitalisasi pasar diberbagai tempat. Target yang dipasang sangat sederhana dan menyentuh hal yang sangat mendasar. Selama ini pasar tradisional selalu identik dengan tempat belanja yang kumuh, becek, bau,dan karenanya hanya didatangi oleh berbagai kelompok masyarakat kelas bawah. Gambaran pasar seperti diatas harus diubah menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi pengunjung. Dengan demikian masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan bertransaksi di pasar tradisional. Pemerintah mempunyai hak untuk mengatur keberadaan pasar tradisional dan pasar modern. Tetapi aturan yang dibuat oleh pemerintah itu tidak boleh diskriminatif seharusnya justru tidak membuat dunia usaha mandek. Pedagang kecil, pedagang menengah, pedagang besar, bahkan perantara ataupun pedagan toko harus mempunyai kesempatan yang sama dalam berusaha. (Harian kompas,2007)
Tapi pada Saat ini pemerintah tidak berpihak kepada perbaikan nasib para pedagang di pasar tradional tersebut, tetapi lebih berpihak kepada para pemilik modal besar untuk membuat supermarket-supermarket, mall-mall yang malah mematikan potensi pasar tradisional itu sendiri. Pemerintah seharusnya dapat mengatur penataan pasar tradisional dibeberapa wilayah indonesia terdapat sistematika pengaturan pasar tradisional yang baik yaitu kota solo, pemkot Solo mengelola pasar Klewer yang tertata dengan rapih. Apalagi kalau dibandingkan dengan pasar tradisional di Singapura, Malaysia yang bersih dan tertata rapih.
Pemerintah kota jambi ahir-ahir ini telah melakukan studi banding ke pasar tradisional singapura, pemkot jambi akan meniru pasar tradisional singapura yang akan diterapkan Pada Pasar Angso Duo. Pasar Angso Duo adalah pasar tradisional terbesar di Jambi serta sebagai warisan kebudayaan. rencana pembangunan Pasar Angso Duo nantinya akan dibangun ruko-ruko dengan lantai dasar dari keramik, yang nantinya akan dibagi menjadi empat konsep dengan pembagian jenis pedagang. Setiap blok akan dibagi menjadi empat dengan menggunakan “hanger” dan pedagang akan berjualan di sepanjang sisi “hanger” tersebut. (http://jambitourism.co.id/pemko-jambi-bangun-pasar-angso-duo-mencontoh-singapura/)
Dengan adanya campur tangan pemerintah untuk menggalakkan pasar tradisional dan menyaingin pasar modern harus ada action yaitu membuat perencanaan agar pasar tradisional yang dikelola oleh pemerintah kota (pemkot) dapat menyaingin pasar tradisional,
Tidak hanya itu saja tentunya, agar dapat menyaingi pasar tradisional harus mampu membuat spesifikasi pasar. Spesifikasi pasar akan memberikan warna berbeda, spesifikasi pasar akan banyak memperoleh keuntungan baik dari sisi konsumen maupun produsen. Salah satunya dengan adanya spesifikasi pasar akan lebih lengkap. Semua barang-barang yang dicari oleh para konsumen dapat diperkirakan ada, satu jenis barang dengan macam-macam bentuk, kualitas, dan kuantititas.

pasar modern yang umumnya hanya dikuasai oleh segolongan tertentu menggeser alokasi kekayaan dan distribusi barang dan jasa yang selama ini dikuasai pasar tradisional. Padahal, pasar-pasar tradisional justru menghidupi hajat hidup orang dalam jumlah yang jauh lebih banyak. Apabila fenomena ini diacuhkan begitu saja, tentu pengaruh langsung maupun efek turunannya akan terasa sangat signifikan.
Kedatangan pasar-pasar modern tersebut memang mustahil untuk dielakkan. Sebagai konsekuensi dari globalisasi dan liberalisasi ekonomi, cepat atau lambat mereka akan melakukan investasi untuk merebut pangsa pasar di Indonesia. Apalagi mereka menawarkan kenyamanan, keamanan, pengalaman baru dalam berbelanja, dan segala kelebihan lainnya.
Eksesnya, mau tidak mau, pedagang-pedagang kecil harus menurunkan margin demi bertahan dalam persaingan yang sangat sengit ini. Mungkin akan sangat terdengar lazim bila mereka hanya mengambil untung 100-200 rupiah saja per barang yang mereka jual. Hal ini wajib dilakukan karena praktis pangsa pasar mereka turun cukup drastis. Pembeli yang bertahan di pasar-pasar tradisional tinggal pedagang kulakan dan pengelola warung makan kecil-kecilan. Sementara end-user yang jumlahnya sangat besar, kini beralih pada pasar-pasar modern yang berwujud minimarket, supermarket, maupun hypermarket yang makin menggurita.
Agar pasar Tradisional tetap bisa bertahan dengan semakin banyaknya pasar-pasar Modern yang ada pada zaman sekarang ini. Itu semua bisa kita atasi salah satunya dengan cara lebih memperhatikan keadaan pasar tradisonal, baik itu dari lingkungannya atau pun dengan cara membatasi pembuatan pasar modern, letak pasar juga jangan berdekatan, dan sebisa mungkin pasar Tradisional harus dibentuk serapi dan seindah mungkin agar bisa menarik perhatian para pembeli. Sehingga pasar tradisonal tetap bisa bertahan diera zaman yang sudah modern seperti sekarang ini.

Sebagaimana yang telah diuraikan pada pernyataan diatas ntuk mengubah hal semacam itu tentunya ada faktor-faktor yang perlu diperhatika antara lain :
1) Adanya campur tangan pemerintah untuk mengubah atau memperbaiki regulasi yang kurang menguntungkan pasar tradisional.
2) Membuat spesifikasi pasar dengan harapan dapat menyaingi pasar modern.
3) Adanya partisipasi dari masyarakat karena dengan adanya pasar tradisional dapat meratakan distribusi pendapatan.
4) Menyediakan infrastruktur yang layak yang dapat menyaingin pasar modern, dapat mencontoh pasar tradisional yang berhasil menyaingin pasar modern.
5) Pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap Pasar tradisional.
6) Menjaga kebersihan pada pasar tradisional.

Dengan adanya faktor yang menghambat berkembangnya pasar tradisional itu dapat diselesaikan mungkin kesempatan bagi pasar tradisional untuk membenah diri dan menghilangkan citra buruknya dapat dipenuhi, tentunya diperlukan adanya perencanaan dan pembenahan yang matang.
Langkah demi langkah yang harus dihadapin oleh pemerintah untuk mengembangkan pasar tradisioanal salah satunya dengan adanya pemberdayaan pasar modern itu sendiri yang dilakukan oleh pemerintah kota setempat.

Adaapun program pemngembangan pasar tradisional:
1. Strategi jangka pendek :
a) Fasilitas pembangunan/renovasi fisik pasar
b) Peningkatan kompetisi pengelolaan pasar
c) Program pendampingan pasar
d) Penataan dan pembinaan pasar (Perpers No.112.2007)
e) Optimalisasi pemanfaatan lahan pasar
2. Jangka menengah-panjang
a) Pengembangan konsep koridor ekonomi pasar tradisional
b) Perbaikan jaringan suplai barang ke pedagang pasar
c) Pengembangan konsep pasar sebagai koridor ekonomi ( pasar wisata)
d) Kompetisi pasar bersih / penghargaan dan sertifikasi

Dukungan/langkah terintegrasi :
• Kebijakan fiscal
• KUR (Kredit usaha rakyat)
• Kredit lunak pembangunan pasar
• Dukungan DAK untuk infrastruktur perdagangan di daerah
• Partnership (Pemerintah, pembda, BUMN, swasta)

Jumat, 15 April 2011

Interview Pengusaha



Disusuun Oleh :
Mohamad Anis /109 2000 30/ Akuntansi C

INSTITUT MANAJEMEN TELKOM
Jalan Telekomunikasi No 1
Bandung – Jawa Barat


success does not always start with big ideas
Pada hari kamis sekitar pukul 19.30 saya menginterview seorang pungasaha yang saya anggap sukses menjalani usahanya, sebut saja namanya yaitu Muhammad Shofiuzamani yang biasa dipanggil uus. Interview saya lakukan dengan menggunakan jejaringan komunikasi sosial yaitu facebook dan face to face dengan menemui secara langsung. Disitu saya banyak bertanya bagaimana awal mula perjalanan bisnisnya sejak merangkak hingga sukses pada ahirnya.
Uus mulai usahanya sejak berumur 16 tahun, pertama kali masuk dalam dunia bisnis Muhammad shofiuzamani menjalankan bisnis yang menurut saya konyol untuk dijalankan oleh seorang yang belum mengetahui medan, antara lain bisnis yang dijalani oleh uus yaitu Distributor pakaian, Usaha restoran, dan usaha angkot. uus juga mengatakan bahwasanya; sukses tak selalu bermula dari ide besar. Banyak sukses yang justru lahir dari gagasan sepele. Ada juga yang meneguk untung besar lantaran kelihaiannya mengadopsi dan meniru temuan orang lain. Tetapi tak sedikit juga yang meraih sukses karena keberaniannya menanggung risiko dan kreativitasnya dalam melakukan inovasi terhadap sesuatu yang sudah ada.
Setelah memberikan statement tersebut rupanya Muhammad shofiuzamani yang biasa di panggil uus tersebut tidak puas untuk meyakinkan saya dengan prinsipnya, lalu dengan lantang uus memberikan sebuah kisah perjalanan hidup dari seorang pengusaha, lalu uus mulai bercerita; seorang ibu yang bekerja sebagai sekretaris ini kerap stres lantaran pekerjaannya dalam mengetik. Bayangkan, bagaimana pusingnya dia ketika harus membuat hasil ketikannya rapi dan bersih, sementara ketikannya kerap salah.

Suatu ketika tanpa sengaja dia melihat seorang tukang cat tengah mengecat. Tukang cat itu ternyata tak sengaja menodai hasil kerjanya. Untuk membersihkannya, pengecat itu kemudian menimpa noda itu dengan cat putih.

Dari situ pengusaha tersebut mencoba menggunakan cat tempera putih berbahan dasar air dan kuas tipis untuk menutup kesalahan ketiknya. Lalu pengusaha tersebut mengomersialkan, hingga mampu menjual sekitar 100 botol per bulan. Hebatnya, 15 tahun kemudian, perusahaan yang didirikan berhasil menjual sedikitnya lima juta botol per tahun.
uus juga membubuhkan di ahir ceritanya itu, saya suka dengan ide ini, mungkin bisa saya sebut.. “small think, from the big thinker”.
Ketika menjalankan usahannya tersebut, tentunya uus tidak lepas dari masalah-masalah yang menerpa dirinya dan usahanya. Masalah-masalah yang dihadapi uus ketika menjalankan usahanya antara lain :
 Masalah Internal :
a) Yaitu sulit berkomunikasi antara uus dengan pathner kerjanya, lantaran keduanya sibuk menjalankan aktivitas kesehariannya.
b) Adanya masalah pada karyawan yang kurang berkomitment pada perjanjian awal yang telah dibuatnya.
c) Terbatasnya ide baru yang menunjang terhadap omset penjualan.
 Masalah Eksternal :
a) adanya pesaing baru di lingkungan bisnis yang sengaja meniru produk kita.
b) Sulit untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas tinggi.
Ternyata setelah beberapa menit saya menginterview uus. Menurut saya uus adalah seorang yang suka berinovasi, mencari peluang, peduli terhadap sesama dan ingin terus exist untuk selalu berkarya. andai saja 50% saja dari mahasiswa Institut manajemen Telkom dan rakyat indonesia mempunyai jiwa seperti uus, saya yakin Indonesia will be even better than before.
Uus di Next years, setelah itu aku (pewawancara), meminta langkah apa yang akan dilakukan oleh uus kedepanya. Uus mengatakan, dia akan mengikuti arus globalisasi yang ada, dan berusaha tidak tertinggal dari zaman yang terus berkembang pesat, artinya uus tidak akan berhenti berkarya dan berinovasi dia akan mengembangkan ide-idenya sejalan dengan perkembangan zaman yang sebegini hebatnya, ujar uus.
Di ahir interviewnya saya meminta uus untuk memberikan sebuah motivasi khususnya pada diri saya pribadi lebih-lebih pada orang lain, uus hanya tersenyum dan sepertinya lagi merangkai sebuah kata-kata yang pas buat saya, setelah beberapa menit uus mulai berbicara.

Uus bilang bahwa;
• ” sukses besar bisa terjadi pada siapa saja dan dengan cara apa saja. Yang penting adalah ketekunan dan keberanian dalam menghadapi risiko.”
• “Rejeki Itu Mengikuti Mimpi Kita, Rejeki Itu Bisa Direncanakan Menurut Mimpi Kita, Dan Rejeki Itu Berbanding Lurus Dengan Mimpi Kita.”
Setelah mendengar kata-kata terahir dari seorang pengusaha sukses seperti uus, dengan seketika saya mengubah mind set pemikiran saya, yang semula saya phobia untuk memulai usaha dikarenakan takut rugi, ternyata itu merupakan sebuah jembatan awal yang dapat membangkitkan saya untuk lebih baik lagi dan menutup kesalahan yang pernah saya lakukan.
Jadi kalau bisa saya simpulkan dari interview di atas bahwasanya, seorang pebisnis ibaratkan seorang belajar naik sepeda atau seorang balita belajar berjalan, mereka terus mencoba dan mencoba tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi toh dia akan fasih berjalan, begitu pula dengan berbisnis.
.

Profil Pengusaha

Nama : Muhammad Shofiu zamani
Tempat, tanggal lahir : Purwodadi, 20 september 1991
Alamat : Jl. Karasak Baru No. 33 RT/RW 03/02 kel Karasak.
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Hoby : Olahraga dan mencari hal yang baru.
Usaha yang dijalankan : a) Usaha Angkot
b) Usaha Restoran
c) Distributor pakaian
Visi : Menjadi pengusaha bertaraf internasional.
Misi : a) Berkomitment tinggi atas aktivitas yang telahdijalankan
b) Berpikir positif dengan segala masalah.
c) Beretikat baik dengan relasi bisnis.
Motto : jangan menyerah selagi masih bisa untuk kita lakukan.

Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responcibility Information Accounting)


Disusun Oleh :
1. Muhammad Shofiu Zamani
2. Mohamad Anis
3. Nanda Ikbal Ibrahim
4. Ridho Armiyan



INSTITUT MANAJEMEN TELKOM
Jalan Telekomunikasi No.1
Bandung-Jawa Barat


Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban

1.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istliah akuntansi pertanggung jawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang melaporkan sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggung jawaban dapat memanaje pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan yang merupakan tanggung jawabnya atau suatu sistem yang mengukur rencana dan tindakan dari setiap pusat pertanggung jawaban.

Menurut Hansen, Mowen (2005:116) definisi akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :
”Akuntansi pertanggungjawaban adalah Sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka.”

Sedangkan akuntansi pertanggungjawaban menurut LM Samryn (2001: 258) adalah sebagai berikut : “Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen.

Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai akuntansi pertanggungjawaban sebagai berikut :

a. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang disusun
berdasarkan struktur organisasi yang secara tegas memisahkan tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari masing-masing tingkat manajemen.
b. Akuntansi pertanggungjawaban mendorong para individu, terutama para manajer untuk berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
c. Penyusunan anggaran dalam akuntansi pertanggungjawaban adalah berdasarkan pusat pusat pertanggungjawaban. Dari laporan pertanggungjawaban dapat diketahui
perbandingan antara realisasi dengan anggarannya, sehingga penyimpangan yang
terjadi dapat dianalisa dan dicari penyelesaiannya dengan manajer pusat
pertanggungjawabannya.
d. Akuntansi pertanggungjawaban melaporkan hasil evaluasi dan penilaian kinerja
yang berguna bagi pimpinan dalam penyusunan rencana kerja periode mendatang,
baik untuk masing-masing pusat pertanggungjawaban maupun untuk kepentingan
perusahaan secara keseluruhan.

Sedangkan menurut Mulyadi (1983 : 379-380) dikemukakan :
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang dianggarkan”.

Didalam pengertian di atas Mulyadi menyimpulkan bahwa syarat untuk dapat menerapkan akuntansi pertanggungjawaban :

1. Struktur organisasi
Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus menggambarkan aliran tanggungjawab, wewenang dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja dari setiap tingkat manajemen selain itu harus menggambarkan pembagian tugas dengan jelas pula. Dimana organisasi disusun sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggungjawab tiap pimpinan jelas. Dengan demikian wewenang mengalir dari tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan tanggungjawab adalah sebaliknya.

2. Anggaran
Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggungjawaban harus ikut serta dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran rencana kerja para manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar dalam penilaian kerjanya. Diikut sertakannya semua manajer dalam penyusunan.

3. Penggolongan biaya
Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan oleh manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang harus dipertanggung jawabkan olehnya. Pemisahan biaya kedalam biaya terkendalikan dan biaya tak terkendalikan perlu dilakukan dalam akuntansi pertanggungjawaban.

a. Biaya terkendalikan adalah biaya yang dapat secara langsung dipengaruhi oleh
manajer dalam jangka waktu tertentu.

b. Biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak memerlukan keputusan dan
pertimbangan manajer karena hal ini tidak dapat mempengaruhi biaya karena biaya
ini diabaikan.

4. Sistem akuntansi
Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajer maka biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan manajemen merupakan pusat biaya dan akan dibebani dengan biaya yang terjadi didalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan. Kode perkiraan diperlukan untuk mengklasifikasikan perkiraan-perkiraan baik dalam neraca maupun dalam laporan rugi laba.

5. Sistem pelaporan biaya
Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggungjawaban untuk tiap-tiap pusat biaya. Setiap awal bulan dibuat rekapitulasi biaya atas dasar total biaya bulan lalu, yang tercantum dalam kartu biaya. Atas dasar rekapitulasi biaya disajikan laporan pertanggungjawaban biaya. Isi dari laporan pertanggungjawaban disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan menerimanya. Untuk tingkatan manajemen yang terrendah disajikan jenis biaya, sedangkan untuk tiap manajemen diatasnya disajikan total biaya tiap pusat biaya yang dibawahnya ditambah dengan biaya-biaya yang terkendalikan dan terjadi dipusat biayanya sendiri.



Prosedur pengumpulan data dan biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban :
1. Atas dasar dokumen sumber, dicatat setiap jenis biaya ke dalam buku pembantu biaya (cost subledger).
2. Secara periodic, biaya yang dicatat dalam buku pembantu biaya dijumlah dan disajikan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban biaya
Pengumpulan biaya untuk pembuatan laporan biaya produksi
Disamping untuk pengendalian biaya, akuntansi biaya bertujuan untuk penentuan kos produk. Pengendalian biaya dilakukan dengan cara menghubungkan tiap-tiap biaya dengan menejer yang bertanggung jawab.
Perhitungan kos produk dilaksanakan melalui tahap-tahap berikut ini:
1. Alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi.
2. Perhitungan kos produksi bagian persiapan, bagian pengolahan, dan bagian penyelesaian.
Alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi :
Tahap pertama perhitungan kos produk adalah menghitung alokasi biaya overhead pabrik yang terjadi pada pusat-pusat pertanggung jawaban produksi.
Perhitungan kos produk di bagian persiapan dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya-biaya berikut:
1. Biaya yang langsung terjadi di bagian persiapan
2. Biaya overhead pabrik yang dialokasikan dari pusat pertanggung jawaban pembantu ke bagian persiapan

Di dalam pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi adalah sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang menetapkan secara jelas dan tegas menggambarkan
pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab untuk setiap unit dalam struktur organisasi.
2. Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh tiap tingkatan manajemen dalam organisasi perusahaan.
3. Adanya pemisahan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya suatu biaya oleh seorang manajer pusat biaya tertentu dalam perusahaan.
4. Adanya klasifikasi dan kode rekening yang disesuaikan dengan tingkatan manajemen dalam perusahaan.
5. Sistem pelaporan biaya pada setiap tingkatan perusahaan telah memenuhi syarat
dalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban.

2.2 Tujuan dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban

Didalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada suatu perusahaan, terlebih dahulu harus diketahui apa yang menjadi tujuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban itu sendiri.

Menurut Robert N. Anthony dan Roger H. Hermanson (2001: 57) dikemukakan bahwa :
“Tujuan Akuntansi pertanggungjawaban adalah membebani pusat pertanggungjawaban dengan biaya yang dikeluarkannya.”

Berdasarkan tujuan-tujuan yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban adalah mengadakan evaluasi hasil kerja suatu pusat pertanggungjawaban untuk meningkatkan operasi-operasi perusahaan di waktu yang akan datang.
Adapun keuntungan dari Akuntansi Pertanggungjawaban adalah individu dalam organisasi ikut berperan serta dalam mencapai sasaran perusahaan secara efektif dan efisien.

Manfaat dari Akuntansi Pertanggungjawaban adalah :
1. Dasar penyusunan anggaran
2. Penilai kerja manajer pusat pertanggungjawaban
3. Pemotivasi manajer
4. Alat untuk memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas.


2.3. Pusat Pertanggungjawaban

2.3.1. Pengertian Pusat Pertanggungjawaban
Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dilakukan atau unit organisasi yang dipirnpinnya. Dalam kaitan ini, suatu organisasi terdiri dari kumpulan dari beberapa pusat pertanggungjawaban. Keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini membentuk jenjang hirarki dalam organisasi tersebut. Pada tingkatan yang terendah bentuk dan pusat pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi, regulernya bergilir, serta unit-unit kerja lainnya, Pada tingkatan yang lebih tinggi pusat pertanggungjawaban dibentuk dalam departernen-departemen ataupun divisi-divisi. Biasanya istilah pusat pertanggungjawaban hanya kita terapkan untuk unit-unit kecil dalam organisasi ataupun unit-unit kerja yang terletak pada tingkat bawah dalam suatu lingkup organisasi.

Pengertian pusat pertanggungjawaban yang dijelaskan oleh beberapa ahli antara lain :
Hansen, Mowen (2005:116) mengartikan pusat pertanggungjawaban sebagai berikut :
“Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya bertanggung jawab terhadap serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu”.

Sedangkan pusat pertanggungjawaban menurut Moriarty and Allen (1991: 5) adalah sebagai berikut :

A Responsibility centeries an activity on collection of activities supervised by a single individual.

Dengan demikian dari berbagai pendapat diatas penulis mengambil suatu kesimpulan bahwa pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas aktivitas unit yang dipimpinnya. Pusat pertanggungjawaban dapat berupa unit organisasi seperti seksi, segmen, departemen, divisi atas sebuah perusahaan.

2.3.2. Jenis-jenis Pusat Pertanggung jawaban
Pusat pertanggungjawaban pada dasarnya diciptakan untuk mencapai sasaran tertentu, jadi sasaran dari masing-masing individu dalam liar-liar pusat pertanggungjawaban itu harus diusahakan agar selaras, serasi dan seimbang dalam usaha rnencapai sasaran umum dari organisasi secara keseluruhan. Suatu pusat pertanggungjawaban pada dasarnya dibentuk untuk rnencapai sasaran tertentu yang selaras dengan sasaran umum organisasi.

Setiap pusat pertanggungjawaban membutuhkan masukan yang berupa sejumlah bahan baku, tenaga kerja, ataupun jasa-jasa yang akan di proses dalam pusat pertanggungjawaban, hasil proses tersebut menghasilkan keluaran yang berupa produk atau jasa.

Ada empat tipe pusat pertanggungjawaban yang didasarkan kepada sifat masukan dalam bentuk biaya dan keluaran dalam bentuk pendapatan ataupun secara bersama-sama yaitu :
a. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
b. Pusat Pembiayaan (Cost Center)
c. Pusat Laba (Profit Center)
d. Pusat Investasi (Investment.Center)

2.3.3 Konsep Informasi akuntansi pertanggung jawaban
Informasi akuntansi pertanggung jawaban merupakan keluaran system akuntansi pertanggung jawaban. Konsep informasi akuntansi pertanggung jawaban telah berkembang sejalan dengan metode pengendalian biaya yang digunakan dalam perusahaan. Dalam system ini informasi pertanggung jawaban tradisional, informasi akuntansi pertanggung jawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan dan atau beban, yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggung jawaban tertentu.
Wewenang yang dimiliki oleh seorang manajer menjadikan dalam posisi dapat mengendalikan suatu yang berada dibawah wewenang, dalam hubunganya wewenang manajer tertentu, aktiva, pendapatan, dan biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan :
1. Aktiva, pendapatan, dan biaya terkendali dan
2. Aktiva, pendapatan, dan biaya tidak terkendali oleh manajer tersebut.

• Aktiva terkendali
Aktiva yang digunakan oleh suatu pusat pertanggung jawaban dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan :
1. Aktiva terkendali dan
2. Aktiva tidak terkendali
Aktiva terkendali bagi seorang manajer pusat pertanggung jawaban adalah :
a) Aktiva yang pemerolehan dan penggunaanya berada dibawah wewenang manajer pusat pertanggung jawaban tersebut, atau
b) Aktiva yang penggunaanya berada di dalam wewenang manajer pusat pertanggung jawaban tersebut.
• Pendapatan Terkendali
Pertanggung jawaban pendapatan yang diproleh suatu pusat pertanggung jawaban tidak terlalu sulit pelaksanaannya, karena pendapatan mudah di indentifikasi dengan manajer yang bertanggung jawab untuk memperolehnya.
• Biaya terkendali
Untuk memisahkan biaya kedalam biaya terkendali dan tidak terkendali pada kenyataannya sering kali ditemui kesulitan. Pedoman untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab seorang manajer pusat pertanggung jawaban adalah sebagai berikut :
a) Jika seseorang manajer memiliki wewenang, baik dalam pemerolehan maupun penggunaan jasa, ia harus dibebabi dengan biaya jasa tersebut.
b) Jika seseorang manajer dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya tersebut.
c) Jika seseorang manajer tidak dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakan langsungnya sendiri ia dapat juga dibebani biaya tersebut, jika manajemen puncak menghendaki agar ia menaruh perhatian.

• Pengubahan biaya tidak terkendali menjadi biaya terkendali
biaya tidak terkendali dapat diubah menjadi biaya terkendali melalui dua cara yang saling berkaitan :
a) Dengan mengubah dasar pembebanan dari alokasi ke pembebanan langsung atau
b) Dengan mengubah letak tanggung jawab pengambilan keputusan.

• Anggaran biaya sebagai tolak ukur pengendalian biaya
Untuk pengendalian biaya, anggaran biaya harus disusun sesuai dengan tingkat manajemen dalam organisasi. Tiap-tiap manajemen harus mengajukan rancangan anggaran biaya yang berada di bawah tanggung jawab masing-masing, yang kemudian rancangan-rancangan anggaran ini kemudian dikontribusikan dan diselelaraskan satu sama lain oleh komite anggaran.

• Terkendalikanya biaya versus variabilitas biaya
Variabilitas biaya merupakan perilaku biaya dalam hubunganya dengan perubahan volume kegiatan. Jika variabilitas biaya dihubungkan dengan wewenang tertentu, maka biaya harus dikelompokkan.
Committed fixed cost adalah biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, equipment, dan organisasi pokok. Biaya ini tetap dikeluarkan guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan-tujuan jangka panajan. Contoh commited fixed cost adalah biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, biaya asuransi, sewa, dan gaji karyawan kunci.

Keterangan:
1. Pusat Biaya (Cost Center)
Pusat biaya adalah bentuk segmen terkecil dari aktivitas atau pusat pertanggungjawaban yang hanya bertanggungjawab dalam mengendalikan biaya-biaya yang terjadi didalamnya tanpa menghubungkan dengan nilai uang dari keluaran yang dihasilkan. Sebuah pusat biaya tidak mengendalikan penjualan atau aktivitas perusahaan. Laba sebuah departemen yang berbentuk pusat biaya sulit ditentukan karena adanya masalah dalam alokasi pendapatan. Tujuan dari manajer pusat biaya ini adalah meminimalkan perbedaan antara realisasi biaya dengan anggarannya.

Pusat biaya dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :
a. Pusat Biaya Teknik
Pusat biaya teknik adalah pusat biaya yang sebagian besar biaya berupa biaya teknik yaitu biaya yang masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat. Dalam mengukur prestasi kerja manajer pusat biaya, biaya-biaya yang dapat diukur biasanya telah menggunakan biaya standar. Penilaian efisiensi pusat biaya teknik dilakukan dengan membandingkan masukan dengan keluarannya, artinya biaya yang sesungguhnya terjadi pada pusat biaya ini dibandingkan dengan standarnya, kemudian dihitung dan dianalisa penyimpangan yang terjadi.

b. Pusat Biaya Kebijakan
Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya berupa biaya kebijakan yaitu biaya yang antara masukan dan keluarannya memiliki hubungan yang erat dan nyata. Pusat biaya ini keluarannya tidak dapat diukur dengan besaran nilai uang, karena walaupun menghasilkan keluaran, namun keluarannya itu sulit diukur secara kuantitatif atau tidak mempunyai hubungan yang nyata dengan masukannya.
Pengendalian pengeluaran biaya yang telah mendapatkan persetujuan manajemen dengan pengeluarannya.

2. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang keluarannya dapat diukur dengan satuan moneter, sedangkan masukannya tidak. Jadi, prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpin. Dalam pusat pendapatan, keluaran (dalam bentuk pendapatan) diukur dengan satuan moneter, tetapi tidak terdapat hubungan yang erat dan nyata antara masukan (biaya) dengan pendapatan. Sebenarnya pengukuran prestasi manajer pusat pendapatan yang hanya berdasarkan tingkat penjualan dipandang terlalu sempit. Pengukuran itu perlu ditambah dengan penilaian prestasi atas dasar laba atau kontribusi laba bruto, yaitu dengan menganalisis laba kotor dengan laba bruto yang diharapkan atau dianggarkan.

3. Pusat Laba (Profit Center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban dimana baik masukan (biaya yang dikonsumsi) maupun keluarannya (pendapatan yang berhasil dicapai) dapat diukur dengan satuan moneter. Selisih antara pendapatan dengan biaya adalah laba yang diperoleh atau rugi yang diderita.
Pembentukan pusat laba memerlukan perincian tugas, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta dukungan informasi agar manajer yang bersangkutan dapat merencanakan kegiatan-kegiatan pada unit kerjanya dengan baik.

4. Pusat Investasi (Investmen Center)
Pusat Investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang paling luas, karenanya manajer berwenang dalam mengendalikan pendapatan dan biayanya, baik biaya operasi maupun biaya yang timbul sehubungan dengan usaha memperoleh sumber daya dan menentukan barang modal yang akan dibeli.
Masalah utama dalam sebuah pusat investasi adalah laba yang dihasilkan dan harta yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut, yaitu apakah yang dihasilkan telah sebanding dengan modal yang diinvestasikan. Manajemen pusat investasi diharapkan memperoleh laba sebesar jumlah yang ditetapkan untuk setiap nilai rupiah yang diinvestasikan. Prestasi pusat investasi ini diukur dengan menilai tingkat Residual, Income maupun tingkat Return On Investment.

3.1. lnformasi Akuntansi Pertanggungjawaban

Manajemen dari berbagai jenjang organisasi suatu perusahaan memerlukan informasi keuangan untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan itu sendiri atau bagiannya. lnformasi keuangan ini merupakan masukan yang penting bagi para manajer dalam mengelola perusahaan atau bagiannya. Berbeda dengan pihak luar yang memerlukan informasi keuangan guna mengambil keputusan untuk menentukan hubungan mereka dengan suatu perusahaan, para manajer memerlukan informasi keuangan sebagai dasar untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan atau bagian yang dipimpin oleh manajer yang bersangkutan. Informasi keuangan yang dibutuhkan oleh para manajer tersebut diolah dan disajikan oleh tipe akuntansi.
Oleh karena karakteristik keputusan yang dibuat oleh pihak luar berbeda dengan karakteristik keputusan yang dibuat oleh para manajer, maka ha! ini mempunyai dampak terhadap karakteristik sistem pengolahan informasi akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan tersebut. Informasi akuntansi pertanggungiawaban merupakan informasi biaya, pendapatan, dan aktiva yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam penyusunan anggaran, tiap manager dalam organisasi merencanakan biaya dan pendapatan yang menjadi tanggungjawabnya di bawah koordinasi manajemen puncak. Pelaksanaan anggaran tersebut memerlukan informasi akuntansi guna memantau sampai seberapa jauh tiap manajer tersebut melaksanakan rencananya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis prestasi manager dan sekaligus untuk memotivasi para manager dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.

3.2. lnformasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat dalam Pengendalian Manajemen

Informasi akuntansi pertanggungjawaban berguna dalam pengendalian manajemen, karena menekankan pada hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan. Pengendaban dapat dilakukan dengan cuma memberikan tanggungjawab kepada masing-masing manajer untuk merencanakan pendapatan dan atau biaya, dan berusaha mengajukan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut di bawah pengendaliannya.

Dengan demikian anggaran harus disusun untuk setiap pusat pertanggungjawaban, yang dibebani tanggungjawab atas pendapatan dan biaya. Disamping itu melalui realisasi dari setiap pusat pertanggungjawaban dibandingkan dengan anggarannya sehingga dapat ditentukan selisih (Variance) dan anggaran. Selanjutnya selisih ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai prestasi manager dari setiap pusat pertanggungjawaban.

Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban penting dalam proses perencanaan dan pengendalian kegiatan organisasi; karena dapat menekankan hubungan antara lnformasi dengan jasa yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi manager untuk merencanakan pendapatan dan atau biaya yang menjadi tanggungjawab dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manager yang bertanggungjawab. Dengan demikian informasi yang ada melalui akuntansi pertanggungjawaban dapat mencerminkan nilai yang dibuat oleh setiap manager dalam menggunakan berbagai sumber ekonomi untuk melaksanakan peran manager tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan.

3.2.1. Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif biasanya dalam satuan uang yang berjangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam melaksanakan program. Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang bertanggungjawab untuk melaksanakan sebagian kegiatan untuk pencapaian tujuan perusahaan dan ditetapkan dana sumber ekonomi yang disediakan bagi pemegang tanggungjawab tersebut untuk memungkinkan melaksanakan tanggungjawabnya. Sumber ekonomi yang disediakan yang memungkinkan manager bertangggungjawab dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter standard yang berupa informasi akuntansi. Penyusunan Anggaran dilakukan hanya jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur berbagai sumber ekonomi yang disediakan bagi tiap manajer yang bertanggungjawab dalam usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam tahun anggaran.

3.3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Ukur Kinerja Manager
Informasi akuntansi adalah salah satu informasi terpenting bagi perusahaan. Namun informasi akuntansi bukanlah merupakan satu-satunya informasi formal yang digunakan oleh perusahaan ini. Selain informasi akuntansi, perusahaan ini juga menggunakan informasi manajemen. Tujuanya adalah untuk menyajikan kepada manager mengenai informasi yang berguna dalam mengambil keputusan.

Informasi akuntansi sangat berguna, baik untuk pihak intern organisasi perusahaan maupun untuk pihak ekstern perusahaan. Bagi pihak intern. informasi akuntansi sangat diperlukan untuk mengetahui hasil kerja dari para manager, hasil kerja tersebut dapat berupa laporan. Sistem pelaporan pertanggungjawaban menyajikan informasi untuk pengendalian manajemen. Pada hakekatnya, sistem pelaporan pertanggungjawaban juga dikenal sebagai sistem akuntansi pertanggungjawaban yang terdiri dari seperangkat laporan di dalam suatu perusahaan.

3.4. Pengukuran Kinerja Manager Pusat Pertanggungjawaban
Prestasi kerja atau yang biasa juga disebut kinerja adalah kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian pencapaian tujuan perusahaan oleh karena itu pengukuran atas kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian bagi pencapaian tujuan perusahaan.

Dalam mengevaluasi pengukuran kinerja manager pusat pertanggungjawaban ada tiga kriteria yang digunakan yaitu efisiensi, efektivitas, dan ekonomis. Efisiensi adalah perbandingan, antara output yang dihasilkan dengan besarnya input yang digunakan. Sedangkan efektivitas adalah hubungan antara output suatu pusat pertanggungjawaban yang sasarannya harus dicapai. Efektivitas selalu berhubungan dengan tujuan organisasi sedang efisiensi tidak ekonomis dimaksudkan sebagai penggunaan sumber dana seminimal mungkin. Suatu pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan operasinya harus memenuhi ketiga kriteria di atas. Dari uraian mengenai berbagai tipe pusat pertanggungjawaban tersebut di atas, manajer pusat pertanggungjawaban diukur prestasinya berdasarkan karakteristik masukan dan keluarannya.

Biaya merupakan tolok ukur prestasi bagi manajer pusat biaya, sedangkan pendapatan merupakan tolok ukur prestasi bagi manajer pusat pendapatan. Dalam pusat investasi rasio laba dengan investasi utau residual income dipakai sebagai tolok ukur prestasi manajer pusat pertanggungiawaban tersebut. Perlu diingat bahwa manajer pusat pertanggungjawaban tidak hanya diukur prestasinya dengan menggunakan tolok ukur keuangan saja, namun masih ada tolok ukur non keuangan yang digunakan untuk mengukur prestasi manajer pusat pertanggungjawaban.

Metode Pengukuran Kinerja
Metode pengukuran kinerja merupakan satu hal yang penting dalam proses perencanaan dan pengawasan. Melalui pengukuran perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya dan menemukan phase out terhadap unit-unit bisnis yang tidak produktif.

Selama ini belum dirasakan adanya suatu metode penilaian yang secara akurat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan. Ditengah kekurangan alat ukur untuk menilai kinerja operasional, beberapa metode yang dapat dipergunakan antara lain:
1. Analisa Rasio
2. Anggaran
3. Balance Scorecard
4. Economic Value Added (EVA)
5. Benchmarking.

Pembebanan Tanggung Jawab Biaya Dalam Sistem Akuntansi Pertangungjawaban Tradisional
Proses penyusunan anggaran selalu menghadapi masalah penentuan wewenang manager atau suatu biaya. Dalam menentukan terkendalikan atau tidaknya suatu biaya, dicerminkan melalui biaya yang dikeluarkan ataukah melalui sumber daya yang dikonsumsi sebagai contoh adalah biaya Departemen Listrik yang dinikmati manfaatnya oleh departemen produksi dan departemen lainnya dalam perusahaan. Jika terkendalinya biaya didasarkan pada sumber daya yang dikonsumsi, maka manager departemen produksi dan departemen lain sebagai konsumen sumber daya listrik dibebani tanggungjawab atas terjadinya biaya listrik tersebut, sedangkan jika terkendalinya biaya didasarkan atas biaya yang dikeluarkan maka manager departemen listrik dibebani tanggungjawab sepenuhnya terhadap biaya listrik tersebut.

Contoh:
Departemen Listrik menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan dua departemen produksi A dan B. kapasitas depertemen listrik pertahun adalah 180.000 kwh dengan jumlah biaya produksi listrik sebesar Rp60.000 yang terdiri dari :
Biaya Tetap Rp40.000
Biaya Variabel Rp20.000
Kebutuhan minimum departemen A dan B berturut-turut 50.000 kwh dan 30.000 kwh pertahun.

DATA DEPARTEMEN LISTRIK
Biaya Tetap Rp40.000
Biaya Variabel Rp20.000
Total Biaya Produksi Listrik pertahun Rp60.000

Data Pemakaian Listrik pertahun
Kapasitas yang tersedia 180.000kwh
Kebutuhan pokok departemen
A 50.000 kwh
B 30.000 kwh
80.000 kwh
Kapasitas yang bebas pemakaiannya 100.000 kwh
METODE PEMBEBANAN TANGGUNGJAWAB BIAYA LISTRIK
Metode I Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan
Departemen A= (50.000/80.000)*Rp60.000 Rp37.500
Departemen B= (30.000/80.000)*Rp60.000 Rp22.500
Rp60.000

Metode2 Pembebanan berdasarkan Kapasitas Pelayanan dan Pemakaian
Departemen A
Biaya tetap =(50.000/80.000)*40.000 Rp25.000
Biaya variabel=(20.000/100.000) Rp0.2 per kwh
Departemen B
Biaya Tetap =(30.000/80.000)*40.000 Rp15.000
Biaya Variabel=(20.000/100.000) Rp0.2 per kwh

Metode 3 Pembebanan berdasarkan Pemakaian
Departemen A =(60.000/180.000) Rp0.333perkwh
Departemen B = (60.000/180.000) Rp0.333perkwh

Metode I Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan
Dalam metode pembebanan tanggung jawab ini,biaya departemen listrik sebesar Rp 60.000 dibebankan berdasarkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pokok departemen pemakai. Dengan cara pembebanan ini, departemen pemakai dibebani biaya departemen penghasil jasa berdasarkan proporsi kapasitas yang disediakan oleh departemen penghasil jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok departemen pemakai. Dengan demikian, Departemen A dalam contoh tersebut menerima beban tanggung jawab biaya listrik sebesar Rp 37.500( 50.000/80.000*Rp 60.000) dan Departemen B menerima beban tangung jawab biaya listrik sebesar Rp 22.500 ( 30.000/80.000* Rp 60.000).
Dengan cara ini departemen pemakai akan dibebani dengan biaya yang tidak terkendalikan oleh mereka, karena biaya yang diterima oleh departemen pemakai dari alokasi akan sama, tidak peduli apakah departemen pemakai menggunakan atau tidak menggunakan jasa departemen penghasil jasa.

Metode2 Pembebanan berdasarkan Kapasitas Pelayanan dan Pemakaian
Dalam Metode ini, biaya departemen listrik sebesar Rp 60.000 dibebani tanggung jawab dengan 2 cara:
1. Biaya Tetap dibebankan berdasarkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pokok
Departemen pemakai
2. Biaya Variabel dibebankan berdasarkan pemakaian jasa oleh Departemen Pemakai.

Dengan cara ini, Departemen Pemakai dibebani biaya tetap Departemen Penghasil jasa berdasarkan proporsi kapasitas yang disediakan oleh Departemen Penghasil jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok Departemen pemakai biaya variabel departemen penghasil jasa berdasarkan proporsi jumlah kapasitas yang dipakai.
Dengan demikian, Departemen A dalam contoh tersebut menerima beban tanggungjawab biaya tetap departemen listrik sebesar Rp20.000(50.000/80.000)*Rp40.000 dan Departemen B menerima beban tanggungjawab sebesar RP15.500(30.000/80.000)*Rp40.000. disamping itu, untuk setiap kwh listrik yang dipakai oleh departemen A dan B akan dibebani oleh biaya variabel sebesar Rp0.20(Rp20.000/100.000)

Metode 3 Pembebanan berdasarkan Pemakaian
Dalam metode ini, biaya departemen penghasil jasa dipandang dapat terkendalikan seluruhnya oleh departemen pemakai. Oleh karena itu, biaya departemen Listrik sebesar Rp60.000 dibebankan dengan cara membagi total biaya tersebut dengan total kebutuhan listrik Departemen produksi, Departemen produksi dibebani biaya Departemen Listrik sebesar Rp0.333(Rp60.000/100.000)

Rekayasa Informasi Pertanggungjawaban dalam Aktivity-based Responsibility Accounting

Untuk memungkinkan majement melakukan pengelolaan aktivitas, sistem akuntasni pertanggungjawaban harus memisahkan biaya-penambah nilai dan biaya bukan-penambah nilai. Pemisahan biaya ini diperlukan agar manajement:
1. Dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan alhirnya
menghilangkan biaya-bukan-penambah nilai
2. Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi
3. Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas dengan menyajikan biya-bukan-
penambah nilai kepada manajemen dalam bentuk perbandingan antar periode

Formula perhitungan Biaya-Penambah dan Bukan-Penambah Nilai adalah:
Biaya-penambah Nilai = Kst * Hst
Biaya-bukan-Penambah Nilai =(Kst – KS)*Hst

Keterangan :
Kst : Kuantitas ideal cost diver
KS : Kuantitas Sesungguhnya cost driver yang digunakan
Hst : Harga Stndar per unit cost driver.
Cost Driver adalah Suatu factor yang menjadi penyebab(pendorong timbulnya biaya aktivita tertentu).
Contoh: jika persiapan(set up) mesin sebelum produksi suatu pesanan dimulai merupakan suatu aktivitas, maka biaya set up mesin timbul karena aktivitas set
up dilaksanakan

DAFTAR PUSTAKA

http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-syahrul.pdf

http://rac.uii.ac.id/server/document/Public/2008042510212300312043.pdf

Mulyadi.Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Penerbit Salemba Empat .,edisi 3. 1993