Cari Blog Ini

Selasa, 22 Februari 2011

The Evolution of AIS and The Role of Accountant Accounting Information System

disusun oleh :
 Aprisal Herman AS
 Erik Pebrin Naibaho
 Firda Amelia
 Hadi Haryanto
 Mohamad Anis
 Rahmat Pratomy Putra

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Kami juga ucapkan terima kasih atas dorongan dan petunjuk dari Dosen Sistem Informasi Akuntansi kami.
Laporan makalah ini Kami susun guna memenuhi persyaratan tugas Sistem Informasi Akuntansi.
Walaupun makalah ini Kami susun dengan ketelitian, kecermatan dan ketekunan, mungkin masih ada kekuranganya. Oleh karena itu, Kami mohon maaf karena sebagai manusia Kami tidak luput dari kesalahan. Untuk itu sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca laporan karya ilmiah ini demi perbaikan pekerjaan Kami sehingga lebih sempurna.
Semoga makalah yang Kami susun ini bisa bermanfaat bagi kita semua, Amin.



Bandung, February 2011



Tim Penyusun






LATAR BELAKANG

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah Sistem Informasi.

Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
• SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
• Berpegang pada prosedur yang relatif standar
• Menangani data rinci
• Berfokus historis
• Menyediakan informasi pemecahan minimal

Fungsi penting yang dibentuk Sistem Informasi Akuntansi pada sebuah organisasi antara lain :
• Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
• Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
• Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

Setelah kita mengetahui mengenai SIA (Sistem Informasi Akuntansi) ada baiknya memahami Evolusi SIA. Dalam SIA akuntan juga sangat berperan, maka dari itu dalam makalah ini kami akan membahas Evolusi SIA dan juga peran Akuntan dalam SIA.








EVOLUSI MODEL SISTEM INFORMASI

Sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan informasi akuntansi. Selama lima puluh tahun terakhir, sistem informasi akuntansi telah diwakili oleh sejumlah pendekatan atau model yang berbeda. Tiap model baru berubah karena adanya kelemahan dan keterbatasan dari model sebelumnya. Fitur yang menarik dalam evolusi ini adalah model-model yang lebih lama tidak dengan segera digantikan oleh teknik yang lebih baru.
Adapun Model-model Evolusi Sistem Informasi:

1. Model proses manual
Model proses manual adalah bentuk sistem akuntansi yang paling tua dan paling tradisional. Sistem manual terdiri dari berbagai kegiatan, sumber daya dan personal fisik yang merupakan ciri banyak proses bisnis. Ini meliputi berbagai pekerjaan seperti pencatatan pesanan, pengadaan bahan baku, produksi barang untuk dijual, pengiriman barang ke pelanggan, serta penempatan pesanan ke pemasok. Sering kali, pencatatan secara manual digunakan untuk menagajarkan prinsip akuntansi ke para mahasiswa jurusan bisnis. Akan tetapi, pendekatan ini hanya alat bantu pelatihan. Akhir-akhir ini, pencatatan manual jarang dipraktikan.
Kelebihan dari proses manual ini adalah :
1) Membantu membangun hubungan penting antara sistem informasi akuntansi dan bidang akuntansi lainnya
2) Logika proses bisnis dapat lebih mudah dimengerti ketika tidak diselubungi oleh teknologi, dan
3) Memfasilitasi pemahaman kegiatan kontrol internal, termasuk pemisahan fungsi-fungsi,pengawasan, verifikasi independen, jejek audit dan kontrol akses.
Sedangkan kelemahannya adalah prosesnya lambat dan membutuhkan dokumen-dokumen yang cukup banyak untuk menyimpan data sehingga tidak efisiensi.

2. Model sistem file datar
Pendekatan flat file sering sekali berkaitan dengan sistem yang disebut sebagai sistem warisan (legacy sistem) yaitu sistem kerangka utama dalam sistem mainframe besar yang diterapkan pada akhir tahun 1950 sampai 1980-an. Model file datar (file flat model) menjelaskan sebuah lingkungan dengan file data yang tidak saling berhubungan dengan file lainnya. Para pengguna akhir dalam lingkungan ini memiliki sendiri file datanya sebagai ganti berbagi dengan para pengguna lainnya. Jadi, pemprosesan data dilakukan oleh aplikasi yang berdiri sendiri dan bukan melalui sistem terintegrasi.
Kelebihannya adalah file-file distrukturisasi, diformat dan diatur sebagai sebuah kebutuhan spesifik dari pemilik atau pemakai data utama. Namun demikian, strukturisasi seperti itu dapat mengesampingkan atribut data yang berguna bagi pemakai lain, sehingga menghambat keberhasilan integrasi data dalam organisasi.

Redundansi data yang ditunjukan dalam contoh ini berkontribusi pada tiga masalah yang signifikan dalam lingkungan file datar:
• Penyimpanan Data
Sistem Informasi yang efisien hanya menangkap data sekali untuk semua pengguna. Dalam lingkungan file datar, hal ini tidak mungkin. Untuk memperbanyaknya, perusahaan harus mengeluarkan biaya banyak.
• Pembaruan Data
Data yang banyak dalam berbagai file perlu pembaruan. Karena pengguna menggunakan dalam file sendiri-sendiri, hal ini menambah pekerjaan dan biaya untuk manajemen data.
• Kekinian informasi
Jika informasi terbaru tidak disebarluaskan secara tepat, mengakibatkan adanya keputusan yang didasarkan pada informasi yang kadaluwarsa.
• Depedensi Pekerjaan-Data
Masalah lainnya ialah ketidakmampuan penggunanya untuk mendapatkan tambahan informasi ketika kebutuhan pengguna tersebut berubah.
• File Flat membatasi Integrasi Data
Berbagai file akan distruktur, diformat, dan diatur agar sesuai dengan kebutuhan khusus pemilik. Akan tetapi, strukturisasi semacam ini dapat tidak memasukan atribut data yang berguna bagi pengguna lainnya, sehingga menghambat keberhasilan integrasi data.

3. Model sistem basis data
Model basis data menggambarkan pemusatkan data perusahaan ke dalam satu basis data bersama yang dibagi bersama dengan semua pengguna. Akses ke sumber daya data dikendalikan melalui system manajemen basis data (database management system-DBMS). DBMS adalah peranti lunak system khusus yang di program untuk mengetahui elemen data mana yang penggunanya memiliki hak untuk mengaksesnya. Program dari pengguna akan mengirim permintaan data ke DBMS, yang akan menvalidasi serta mengotorisasi akses ke basis data berdasarkan tingkat otoritas pengguna. Jika pengguna meminta data yang tidak sesuai dengan hak aksesnya, permintaan itu akan ditolak.
Perbedaan yang paling utama antara model basis data dengan model file datar adalah pengumpulan data ke dalam sebuah basis data bersama yang digunakan oleh semua pengguna di perusahaan. Masalah yang mungkin dapat diatasi:
• Eliminasi redundansi data
Tiap elemen data hanya disimpan sekali, hingga meniadakan redundansi data serta mengurangi biaya pengumpulan dan penyimpanan.
• Pembaruan Tunggal
Karena dalam satu tempat, sehingga mengurangi waktu dan biaya dan basis data tetap baru.


• Nilai Terkini
Satu perubahan pada suatu atribut basis data secara otomatis disediakan bagi semua pengguna atribut tersebut.
File datar dan system basis data awal disebut sebagai system tradisional yang berarti aplikasi system informasi perusahaan berfungsi secara independen dari satu sama lain, bukan terintregasi menjadi satu kesatuan.

4. Model sistem REA
REA adalah kerangka kerja akuntansi untuk pemodelan resources (sumber daya), events (kegiatan), dan agents (pelaku) perusahaan yang sangat penting, dan berhubungan. Dari tempat penyimpanan ini, tampilan pengguna dapat dibentuk untuk memenuhi kebutuhan semua pengguna dalam perusahaan. Ketersediaan beberapa tampilan memungkinkan penggunaan data transaksi secara fleksibel dan memungkinkan pengembangan system informasi akuntansi yang mendorong, dan bukan menghambat, integrasi. Data bisnis tidak harus diformat atau secara artifisial dibatasi dan harus mencerminkan semua aspek yang relevan dengan peristiwa-peristiwa ekonomi yang mendasarinya.
Elemen-elamen REA dirangkum sebagai berikut :
1) Sumber daya ekonomi adalah aktiva dari organisasi.
2) Kegiatan ekonomi merupakan fenomena yang mempengaruhi perubahan sumber daya.
3) Pelaku ekonomi adalah para individu dan departemen-departemen yang berpartisipasi dalam peristiwa ekonomi.
Dalam system akuntansi REA, system akan menangkap transaksi ini dalam rangkaian table data relasional yang menekankan pada kegiatan bukan akun. REA merupakan model konseptual, bukan system fisik. Akan tetapi, banyak dari prinsipnya dapat ditemukan dalam system basis data lain yang lebih canggih.





5. Model sistem ERP
ERP adalah model system informasi yang memungkinkan perusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan berbagai proses bisnis utamanya. ERP merupakan bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan dan mengintegrasikan berbagai proses bisnis utamanya selain itu berbagai hambatan fungsional tradisional dapat diatasi karena system ini menfasilitasi adanya data bersama di antara semua pengguna di perusahaan. Enterprise Resources Planning memecahkan dua hambatan fungsional tradisional yaitu dengan memfasilitasi pemakaian data bersama, arus informasi dan dengan memperkenalkan praktik-praktik yang umum diantara semua pemakai organisasi. Oleh karena kompleksitas dan ukurannya, hanya sedikit organisasi yang ingin ataupun mampu untuk berkomitmen pada sumber daya keuangan dan fisik yang diperlukan dan pada resiko dalam mengembangkan sistem in house.
Sebagian modul-modul ERP yang sudah dikenal umum adalah manajemen aktiva, akuntansi keuangan, solusi industri spesifik, pemeliharaan pabrik, perencanaan produksi, manajemen kualitas, penjualan dan distibusi, dan manajemen persediaan. Salah satu masalah dengan masalah dengan mosul-modul yang terstandarisasi adalah bahwa mereka mungkin tidak selalu memenuhi kebutuhan organisasi secara tepat.
Perusahaan yang berharap dapat mengimplementasikan ERP dengan baik harus memodifikasi proses bisnisnya agar sesuai dengan ERP. Paket peranti lunak ERP sangatlah mahal, tetapi penghematan dari segi efisiensi akan sangat segnifikan.

It’s from slide presentation (looking under ceki dot)….!
Model ERP ialah :
model yang memungkinkan perusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan
berbagai proses bisnis utamanya
Enterprise Resources Planning memecahkan dua hambatan fungsional tradisional yaitu dengan memfasilitasi pemakaian data bersama, arus informasi dan dengan memperkenalkan praktik-praktik yang umum diantara semua pemakai organisasi.
Model ERP (entrepreis resource planning) :
Modul-modul ERP yang sudah dikenal umum adalah :
• manajemen aktiva,
• akuntansi keuangan,
• solusi industri spesifik,
• pemeliharaan pabrik,
• perencanaan produksi,
• manajemen kualitas,
• penjualan dan distibusi,
• manajemen persediaan

Salah satu masalah dengan masalah dengan modul-modul yang terstandarisasi adalah mereka mungkin tidak selalu memenuhi kebutuhan organisasi secara tepat
Paket peranti lunak ERP sangatlah mahal, tetapi efisiensi akan sangat segnifikan.






PERAN AKUNTAN DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Sebagaimana yang telah kita ketahui pada penjelasan diatas, Bahwa sistem informasi akuntansi itu sangat berperan sekali dalam pembuatan informasi agar keputusan yang diambil oleh manajer dapat dipertanggungjawabkan dengan semestinya.
Sebagai user atau pemakai sistem, akuntan harus bisa memastikan bahwa sistem baru berisi ciri-ciri (features) yang dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan/tugas/fungsinya dalam organisasi. Dengan kata lain, para akuntan harus memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada para profesional/spesialis sistem yang merancang sistem mereka. Karena itu, akuntan sebagai pemakai sistem harus mengetahui bagaimana sistem dikembangkan, teknik-teknik yang digunakan dalam pengembangan sistem, dan teknologi yang akan digunakan dalam sistem yang baru.

Salah satu faktor keberhasilan/kesuksesan dalam perancangan suatu sistem informasi adalah dengan melibatkan pemakai sistem tersebut. Akuntan sebagai pemakai sistem informasi akuntansi harus dilibatkan dalam perancangan sistem karena akuntan mempunyai pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi, prinsip-prinsip pengauditan, teknik-teknik sistem informasi, dan metode pengembangan sistem. Perancangan sistem merupakan upaya kolaborasi antara akuntan dengan profesional/spesialis sistem. Akuntan bertanggung jawab untuk sistem konseptualnya sedangkan profesional/spesialis sistem bertanggung jawab untuk sistem fisiknya. Sebagai contoh: manajer departemen kredit akan membutuhkan informasi mengenai kredit para pelanggan untuk mendukung keputusan yang akan dibuatnya. Akuntan menentukan hakikat informasi yang diperlukan, sumber-sumbernya, tujuannya, dan peraturan akuntansi yang perlu diterapkan. Profesional/spesialis sistem menentukan teknologi yang paling ekonomis dan efektif untuk mendapatkan, memproses dan menghasilkan informasi tersebut.




Ada pun peran akuntan dalam sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

a. Akuntan sebagai pengguna
Dalam kebanyakan organisasi, fungsi akuntansi merupakan pemakai tunggal yang paling besar dari jasa komputer. Sebagai pemakai ahir, peran akuntan harus memberikan gambaran yang jelas mengenai kebutuhan mereka kepada para profesional yang mendesai sistem mereka, agar antara designer dan user dapat mengimplementasikan apa yang seharusnya menjadi program dan untuk mencapai tujuan.

b. Akuntan sebagai desainer sistem
Apresiasi terhadap tanggung jawab akuntan untuk suatu desain sistem memerlukan persepektif historis yang mendahului komputer sebagai alat informasi bisnis, secara tradisional, para akuntan bertanggung jawab untuk aspek-aspek kunci dari sistem informasi. Pada masa sekarang, tanggung jawab desain sistem dibagi antara akuntan dan profesional komputer sebagai berikut : fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk sistem konsptual dan fungsi komputer bertanggung jawab untuk sistem fisiknya aja.dengan adanya framework yang dirancang sekaligus di desain oleh para ahli yaitu bagian akuntan maka akan memberikan informasi yang lebih tersetruktur mengenai mekanisme kerja perusahaan yang sedang di jalankan.

c. Akuntan sebagai auditor sistem
Auditing adalah salah satu bentuk pengujian independent yang dilakukan oleh seorang ahli auditor yang menujukkan pendapatannya tentang kejujuran (Fairness) sebuah laporan keuangan. Keyakinan publik pada realibilitas pada laporan keuangan yang hasilkan secara internal terletak pada validasi yang dilakukan oleh seorang auditor ahli dan independent. Jasa ini sering disebut dengan pembuktian (attest function). Oleh karena itu dengan adanya akuntan sebagai auditor sistem akan memberikan validation information kepada pihak-pihak yang akan membutuhkan.

Auditing exsternal
Secara historis, tanggung jawab akuntan eksternal sebagai seorang auditor sistem terbatas pada fungsi pembuktian yang disebut sebelumnya. Asssurance service adalah jasa profesional termasuk fungsi pembuktian yang didesain untuk menigkatkan kualitas informasi, baik keuangan maupun non keuangan, yang digunakan oleh para pengambil keputusan.
Auditing IT biasanya dilakukan sebagai bagian dari audit keuangan. Auditor TI membuktikan integritas element-element dalam sistem informasi organisasi yang semakin kompleks dengan adanya tekhnologi komputer.

Auditing Internal
Auditing internal merupakan fungsi penilaian dalam organisasi. Auditor internal melakukan serangkaian kegiatan atas nama organisasi, termasuk diantaranya melakukan audit keuangan, mengkaji kesesuaian kegiatan operasi dengan kebijakan organisasi, mempelajari kesesuaian organisasi dengan kewajiban umum, mengevaluasi efisiensi oprasional, mendeteksi dan mengejar kecurangan dalam perusahaan, dan melakukan audit TI.















DAFTAR PUSTAKA

Hall, James A. Accounting Information Systems, 3rd, 2001, South Western Publishing, USA.
Romney, Marshal B., Paul John Steinbart. Accounting Information Systems, 9th edition, New Jersey. Pearson_Prentice Hall.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar