Cari Blog Ini

Kamis, 14 April 2011

International accounting of management


dikutip dari : armist
BAB I MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

Persamaan dan Perbedaan MK dan MK Internasional
• Persamaan :
membahasan keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijaksanaan deviden serta bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dengan memaksimalkan harga saham perusahaan.
• Perbedaan :
MK = untuk perusahaan domestik walaupun punya banyak anak perusahaan tetapi masih dalam satu negara (satu mata uang) sehingga tidak terjadi masalah resiko perubahan nilai tukar (foreign exchange rate), perpajakan dan akuntansu khususnya pembuatan laporan keuangan rekonsiliasi.
MK Internasional =
 membahas tentang lingkungan manajemen keuangan internasional, faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar dan neraca pembayaran serta implikasinya pada suatu negara
 Pasar valuta asing (foreign exchange market) dan bagaimana pasar valas ini berfungsi dalam perekonomian dunia.
 Mengukur dan manajemen ekposur mata uang asing,
 Analisis investasi langsung,
 Manajemen operasi multinasional
 Perbankan internsional

BAB II PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MNC)

Perusahaan Multinasional(MNC)
Perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produknya di dua negara atau lebih sehingga dalam aktivitasnya melibatkan dua mata uang atau lebih yang berbeda. Pada umumnya MNC memiliki kantor pusat disuatu negara dan didukung oleh beberapa anak perusahaan dinegara lain yang pengoperasiannya dengan telekomunikasi. Kondisi ini menggugurkan teori perdagangan internasional oleh Adam Smith dan Davd ricardo yang mengatakan bahwa 1) faktor-faktor produksi tidak daat dipindahkan/mobilitasnya sangat rendah, 2) kunci sukses perdagangan internasional tidak lagi mengandalkan keunggulan komperatif akan tetapi keunggulan kompetitif disamping itu adanya artifcial material menggantikan SDA dan kesadarang suatu negara akan hak-hak minimum pekerja membuat keunggulan komperatif tidak lagi dapat diandalkan.

Ada tiga motif utama berdirinya MNC :
 Bermotif memperluas usahanya dalam rangka mencari bahan baku(raw material seker) dan menjual produknya keluar negeri, bahkan pemerintah tidak tahu berapa banyak dan apa saja yang dihasilkan oleh perusahaan asing tersebut. (Spt : PT Freeport (timah dan emas) di irian jaya, PT Caltex (minyak) di riau, PT Port Newman (minyak) di batu binjai NTB dll.
 Bermotif mencari pasar (market seeker). Spt : data jumlah penduduk Ind. Tahun 1998 ada 203.000.000 jiwa bila 50% wanita dan 50 %nya menggunakan alat-alat kewanitaan, berapa besar keuntungannya ?
 Bermotif menimumkan biaya (cost minimazer), Spt : keringan pajak, tenaga kerja murah, harga tanah murah, biaya pengolahan limbah dg syarat ringan, menghindari adanya batasan kuota dinegaranya, pelayanan purna jual cepat.

Evolusi Perusahaan Multinasional melalui tahapan-tahapan :
 Ekspor, merupakan proses awal menjadi perusahaan multinasional.
Kebaikan :
secara tidak langsung dapat melakukan riset pasar, investasi rendah krn tidak mendirikan fasilitas produksi, kemungkinan gagal dan dinasionalisasikan rendah
Keburukan :
Jika respon pasar baik akan sulit memenuhi permintaan pasar dan sering dijadikan sasaran protoksi produk subsitusi impor dinegara tujuan sehingga memaksa MNC mendirikan fasilitas produksi atau memberikan lisensi kepada mitra lokalnya.
 Memberikan Lisensi dan mendirikan fasilitas produksi kepada mitra lokalnya.
Kelemahannya
sering tidak terjadi tranfer teknologi dikarenakan memang tidak ditulis, komponen utama masih dikirim dari pusat dan mitra lokal hanya tertarik dengan merakit saja tidak mendirikan pabrik secara utuh. Spt mobil jepang dari built up (utuh) menjadi terurai (knock down).
 Investasi langsung (foreign direct investmnet).
Cara ini diambil setelah ada jaminan bahwa investasi itu aman dari resiko dan persaiangan mitra lokal dan mnguntungkan karena pasar telah berkembang dan memberikan respon yang positif. Spt : Astra mengembangkan program diklat kepada bengkel-bengkel hingga ke desa-desa diseluruh Indonesia dg tujuan mengamankan investasi yang besar telah tertanam karena pelayanan purna jual dan ketersediaan suku cadang dapat dipenuhi.

BAB III NILAI MATA UANG DAN PENENTUAN NILAI MATA UANG DAN VALAS
Depresiasi :
Mata uang suatu negara mengalami penurunan nilai terhadap mata uang negara lain, seperti memerlukan Rp. > untuk mendapatkan US $. Dan dari sisi akuntansi maka MNC akan membebankan kerugian akibat penurunan mata uang pada laporan R/L tahun berjalan.
Apresiasi :
Bila mata uang suatu negara mengalami peningkatan nilai terhadap mata uang negara lain seperti : memerlukan Rp. < untuk mendapatkan US $
Devaluasi :
mata uang suatu negara menunjukkan penurunan nilai secara sengaja dan diumumkan oleh pemerintah, dan dari sisi akuntansi maka MNC dapat membebankan kerugian akibat penurunan nilai tukar pada beberapa tahun kedepan
Revaluasi :
mata uang suatu negara menunjukkan peningkatan nilai tukar mata uang terhadap mata uang negara lain dan diumumkan oleh pemerintah

Faktor-faktor Penentu Nilai Tukar
Seperti halnya komoditi lain, maka mata uangpun dapat dianggap sebagai komoditi selain sebgai alat pembayaran. Dengan demikian maka nilai tukar mata uang ditentukan :
 Kekuatan permintaan dan penawaran dalam transaksi ekspor dan import
 Permintaan Rp ditentukan permintaan barang/jasa buatan Indonesia oleh orang Amerika. Makin banyak import Amerika dari Indonesia makin besar kebutuhan Rp untuk membayar import dari Indonesia. Transaksi import dari Indonesia juga akan mempengaruhi penawaran US $, karena makin besar import dari Indonesia, maka semakin banyak US $ harus ditukar atau ditawarkan terhadap Rp utuk membayar import tersebut.
 Permintaan US $ ditentukan permintaan barang/jasa buatan Amerika Serikat oleh orang Indonesia . Makin banyak import Indonesia dari Amerika Serikat, makin besar kebutuhan US $ untuk membayar import dari Amerika Serikat. Transaksi import dari Amerika juga akan mempengaruhi penawaran Rp, karena makin besar import dari Amerika, maka semakin banyak Rp harus ditukar atau ditawarkan terhadap US $ utuk membayar import tersebut.


Rp/$
Ε1 S1
So
Ε2
Do D1
o q2 qo q1 q3
Keterangan :
Sumbu datar menunjukkan q (kuantitas Rp)
Sumbu vertikal menunjukkan nilai tukar Rp terhadap US $
Nilai tukar antara Rp terhadap US $ akan menuju keseimbangan baru sesuai dengan arus barang/jasa diantara dua negara.
• Jika ekspor Indonesia ke Amerika Serikat turun, maka penawaran US $ akan turun juga, berarti kurva penawaran bergeser ke kiri atas dari So ke S1.
• jika import Indonesia dari Amerika Serikat meningkat, maka permintaan US $ akan meningkat juga, berarti kurva permintaan akan bergeser ke kanan atas dari Do ke D1
• Penurunan penawaran US $ disertai dg kenaikan permintaan, mengakibatkan nilai tukar Rp trhadap US $ mengalami perubahan dari εo menuju keseimbangan baru ε1
 Tingkat inflasi
Bila tingkat inflasi di Indonesia tahun 1998 sebesar 80% (kenaikan harga barang secara umum sebesar 80%) dan inflasi di Amerika Serikat sebesar 4%, maka akibatnya orang Indonesia melihat barang buatan Amerika Serikat lebih murah, import meningkat, permintaan US $ untuk bayar import akan naik. Disisi lain orang Amerika Serikat melihat barang buatan Indonesia mahal, import turun, permintaan Rp untuk bayar turun. Kedua hal tersebut mengakibatkan Rp mengalami depresiasi terhadap US $, sebagai akibat inflasi di Indonesia > inflasi di Amerika Serikat.
 Tingkat bunga
Tingkat bunga deposito secara teoritis mencerminkan tingkat keuntungan riil ditambah tingkat keuntungan premi resiko.
Premi resiko adalah tingkat keuntungan untuk menutup resiko sepeerti resiko inflasi, resiko likuiditas dan resiko lainnya. Bila di Indonesia r deposito < r inflasi, dan di Amerika r deposito > r inflasi, maka pemilik modal akan senang menanam dananya dalam bentuk US $ dengan cara deposito dalam US $ dan terjadilah depresiasi Rp terhadap US $ dan sebaliknya.
 Pengharapan pasar (market expectation) atas kondisi masa datang.
Apabila pasar berpengharapan inflasi akan tinggi dimasa datang, maka pemilik modal akan membelanjakan uangnya baik untuk barang durable (tahan lama) yang diperkirakan akan mengalami kenaikan harga atau ditukarkan dalam bentuk mata uang lain yang nilainya stabil. Reputasi bank sentral dipandang sebagai salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap stabilitas nilai rupiah. Apakah kebijaksanaannya gigih mengendalikan inflasi atau justru sebaliknya lebih longgar. Jika ekonomi dilonggarkan, maka tingkat bunga akan diturunkan dengan harapan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan pengangguran dan bila ekspansif, maka ancaman inflasi akan datang dan berarti menurunkan nilai mata uang.
 Intervensi bank sentral di pasar valas
Bank sentral sebagai pengendali pembayaran pemerintah perlu melakukan intervensi melalui mekanisme tingkat bunga dan operasi pasar. Spt : bila dipandang depresiasi Rp terlalu besar maka BS melakukan penjualan US $ langsung dipasaran atau menaikan tingkat bunga dan sebaliknya bila apresiasi maka akan membeli US $ dan menurunkan tingkat bunga. Contoh : pada bulan juli 1998 nilai inflasi mencapai 60% dan nilai tukar belum stabil, maka pemerintah mematok bunga SBI pada tingkat 60% dengan harapan tk bunga deposito dapat menarik dana masyarakat sehingga JUB akan turun dan menyerap modal kerja perusahaan asing yang ada di Indonesia dalam bentuk rupiahkarena pada awal krisis mereka berusaha mengurangi modal kerja dalam bentuk rupiah.

BAB IV SISTEM KEUANGAN (MONETER) INTERNASIONAL

Merupakan seperangkat kebijakan, institusi, praktek, peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang ditukarkan dengan mata uang lain (Shapiro, 1996, hal. 75)
Ada 4 mekanisme Penentuan Nilai Tukar, yaitu :
 Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed rate system)
Adalah sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang negara lain. Sistem ini memaksa pemerintah untuk menyesuaikan nilai tukarnya jika lagi mencerminkan nilai yang wajar dengan cara :
 mendevaluasi nilai mata uangnya atau merevaluasikannya.
Penggunaan sistem nilai tukar tetap ini seringkali mengakibatkan negara terpaksa harus meminjam dalam jumlah besar, tetapi pinjaman itu sifatnya sementara dan jumlahnya juga terbatas. (spt Ind pernah melaksanakan sistem ini dan tidak cocok dg perkembangan global sehingga mengakibatkan hutang pemerintah meningkat terus).
Dampak dari devaluasi : barang/jasa kurang kompetitif, pertumbuhan ekonomi rendah, pengangguran meningkat dan hutang luar negeri meningkat.
 Mengurangi pengeluaran pemerintah dan meningkatkan pajak.
Cara ini mungkin lebih baik dari pada harus mendevaluasi rupiah. Tetapi ini menjadi dilema kaena kita juga masih membutuhkan investasi asing dalam jumlah besar dan dg keringan pembebasan pajak, agar investor tertarik tentunya.
 Melakukan pengawasan lalu lintas devisa
Pengawasan itu dilakukan dengn memonoitor arus keluar masuknya dana selama tarnsaksi itu berkaitan dengan ekspor dan import hal itu tidak akan bahaya. Dan ini tidak boleh terlalu ketat karena bila tidak baik eksportir maupun importir akan menahan dananya diluar negeri.
 Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed floating rate system)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar